SAMA SAJA

Submitted by Tim i-Humor on Tue, 12/14/2010 - 15:15

Suami: "Apa yang kamu mau untuk hadiah Natal besok?"

Istri: "Aduh, Papa mau ngasi mama hadiah? Tumben amat...? Apa ya...? Hm... Mama sendiri tidak tahu."

Suami: "Baiklah kalau begitu. Papa beri waktu Mama satu tahun untuk mikir."

PELUPA

Submitted by Tim i-Humor on Tue, 12/14/2010 - 15:06

Pada malam Natal, Max pulang ke rumah dan berbicara kepada istrinya, Minnie, "Aku sangat terburu-buru di mall hari ini sampai-sampai aku lupa dua hal."

"Apa" tanya Minnie.

"Pertama," kata Max, "Aku lupa beli kertas kado."

"Ah, tidak apa-apa," kata Minnie. "Kamu tidak perlu bungkus kado untukku."

"Sebenarnya," kata Max, "kado itu hal yang kedua." (t/Uly)

PEJUANG BANGSA

Submitted by Tim i-Humor on Wed, 08/25/2010 - 15:51

Alo, seorang pemuda dari pedalaman, ingin jadi tentara. Dia pun mendaftarkan diri, bahkan menyiapkan uang pelicin.

Pada tes I, Alo menjual sapi untuk uang pelicin. Tapi setelah dites hasilnya Alo tidak lulus. Pada tes II, Alo menjual cingkeh. Lagi-lagi hasilnya Alo tidak lulus. Pada tes III, Alo menjual kobong (ladangnya). Ketika mengikuti tes, dalam hati Alo berkata, "Kali ini so musti lulus kita. So tiga kali da tes. kita so tau dia pelubang-lubang." Tapi pada saat pengumuman, tetap saja Alo tidak lulus. Alo langsung menghadap komandan karena kecewa.

Alo: Komandan kiapa kita so 3 kali tes kong nda lulus trus so abis kita peharta komandan

Kom: Alo, sebenarnya kamu itu hampir lulus. Tapi, ... ada yang kurang.

Alo: Kurang di apa kita, Komandan?

Kom: Alo, kesehatanmu bagus semua. Hanya kurang di gigi. Banyak ompongnya.

Sambil marah-marah Alo bilang ke komandan, "KOMANDAN, TENTARA MO PIGI BAKU PERANG ATAU MO PIGI BAKU GIGI...!"

LENCANA HILANG

Submitted by Tim i-Humor on Wed, 08/25/2010 - 15:45

Kakek dulunya adalah seorang pejuang kemerdekaan untuk bangsa Indonesia. Ia sangat menyayangi lencana-lencana kehormatan yang sudah dia dapatkan. Pada malam tirakatan, sang kakek mendapat kehormatan untuk berpidato. Dia mempersiapkan diri dengan seragamnya dan mengumpulkan lencana-lencana itu untuk dipamerkan ke masyarakat. Tapi ketika dia mengeluarkan lencana-lencana itu dari kotaknya tiba-tiba sang kakek terlihat bingung.

Nurdi: Ada apa, Kek. Kok sepertinya kebingungan?

Kakek: Begini lho Nur, kemarin lencana kakek kan ada sepuluh, Kenapa sekarang kakek hitung-hitung lagi kok tinggal 9 ya? (Sambil mengeluarkan semua lencananya dari kotak dan mulai menghitung.) Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan. Tuh kan, cuma sembilan.

Nurdi: Ya, iyalah, Kek. Lha itu yang Kakek pakai belum masuk hitungan.

CURANG

Submitted by Tim i-Humor on Wed, 08/25/2010 - 15:39

Pada malam doa bersama menjelang peringatan kemerdekaan RI, Ryan dinobatkan sebagai pemenang lomba balap karung. Dia mendapatkan 2 ekor ayam sebagai hadiahnya dan diletakkan dalam sebuah karung beras. Iseng-iseng Ryan menghampiri Budi.

Ryan: Bud, kalau kau tahu berapa jumlah ayam di dalam karung ini maka dua-duanya akan kuberikan kepadamu.

Budi: Dua ayam!

Ryan: Wuuah... curang! Pasti kamu tadi lebih dulu mengintip.

BELUM LAHIR

Submitted by Tim i-Humor on Wed, 08/18/2010 - 16:12

Pada sebuah sekolah dasar kelas 5, seorang guru sedang mengajar pelajaran sejarah kemerdekaan RI. Ketika itu Bapak Guru sedang menerangkan kapan dan bagaimana kemerdekaan RI pada waktu itu diperjuangkan oleh bangsa Indonesia.

"Kalian tahu, bagaimana pada saat itu pejuang-pejuang kita memperjuangkan kemerdekaan RI? Mereka berjuang hidup atau mati hingga tetes darah penghabisan! Nah, kamu Dodit, coba kamu ceritakan bagaimana Bung Karno dan teman-temannya berjuang pada saat itu?"

Dodit yang terkenal sering mengantuk pada saat pelajaran sejarah itu segera tersentak, "Aduh! Mana saya tahu Pak, kan ketika itu saya belum lahir...."

NASKAH PROKLAMASI

Submitted by Tim i-Humor on Wed, 08/18/2010 - 16:10

Di sebuah desa yang letaknya terpencil, seorang kepala sekolah yang berasal dari Jakarta baru datang untuk bertugas. Pada hari pertama ia bertemu dengan murid-murid kelas 6, "Anak-anak, siapa yang menulis dan menandatangani naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?" Tapi kelas itu cuma diam. Tidak ada yang menjawab. Pak Kepala Sekolah kecewa berat karena di antara murid kelas enam di sekolah itu tidak ada yang tahu nama Bung Karno dan Bung Hatta. Tapi ia tidak berkata apa-apa, dan baru mengemukakan kekecewaannya ini di depan rapat guru.

Di sore harinya, Pak Midun, guru kelas 6, yang cemas jangan-jangan dia akan dipecat, memanggil muridnya satu demi satu. Kepada setiap murid dia berkata dengan sungguh-sungguh. "Ini soal naskah proklamasi yang ditanyakan oleh Bapak Kepala Sekolah tadi pagi. Sebaiknya kamu mengaku kalau kamu yang menulis dan menandatanganinya," ujarnya.

TIDAK ADA TEKSNYA

Submitted by Tim i-Humor on Wed, 08/18/2010 - 16:07

Untuk memperingati hari kemerdekaan tanggal 17 Agustus, maka terjadilah perdebatan seru seputar analisis, kritik, apresiasi, dan perkembangan film Indonesia sekarang ini. Ada yang berpendapat bahwa banyaknya film yang diproduksi bukan indikator kemajuan film Indonesia. Ada juga yang berpendapat bahwa bagaimanapun banyaknya film yang sudah diproduksi merupakan bukti kemajuan film Indonesia. Pokoknya seru sekali perdebatan saat itu. Namun, ada satu mahasiswa yang dari awal diskusi hingga akhir tampak bengong saja seperti enggan terlibat dalam diskusi.

Pak dosen bertanya, "Anton, dari tadi kamu kok diam saja. Apa kamu tidak suka dengan film Indonesia?"

"Bukan, Pak."

"Lalu kenapa diam?"

"Soalnya tidak ada teksnya, Pak. Kalau film barat kan ada teksnya."

PRAKTIK JURUS MERAYU CEWEK

Submitted by Tim i-Humor on Thu, 02/25/2010 - 09:04

Si Anton sedang membaca emailnya, dan ada artikel menarik tentang cara berkenalan dengan (baca: merayu) cewek. Salah satunya adalah dengan memulai perbincangan seperti berikut:

Cowok: Maaf, Mbak. Punya obeng, tidak?
Cewek: Ha? Tidak!
Cowok: Kalau nomor HP punya, kan?

Akhirnya, Anton ingin mencoba "rayuan maut" tersebut. Dalam satu taman...

Anton: Maaf, Mbak. Punya obeng tidak?
Cewek: Punya .... Mau yang plus atau minus?
Anton: Eh?!? Yang minus saja, Mbak. Kalau palu punya tidak?
Cewek: Punya juga, ... nih ....
Anton: Kalau kunci inggris, ada tidak? (Dengan penuh pengharapan agar si cewek menjawab "tidak")
Cewek: Ooo ... itu juga ada ... dari ukuran 10 sampai 20. Mas mau yang mana?
Anton: Langsung aja deh, Mbak. Punya nomor HP, tidak?
Cewek: Ooo ... ini .... (Sambil menyodorkan kartu nama dan brosur Ace Hardware). Kalau Mas butuh perkakas, hubungi saya saja. Saya kebetulan di bagian penjualan Ace Hardware, pusat perkakas yang terlengkap. Ace Hardware gitu lho!
Anton: Nasiiib.... (Sambil pergi dengan tertunduk lesu.)

PANGGILAN MESRA

Submitted by Tim i-Humor on Thu, 02/25/2010 - 09:01

Dito berkunjung ke rumah Agus, sahabat karibnya. Agus mengajak Dito berkunjung ke rumah kos pacar barunya untuk memberikan coklat. Hari itu bertepatan dengan hari Valentine. Agus adalah laki-laki yang terkenal "playboy". Pada sepanjang pertemuan itu, Agus selalu memanggil pacarnya dengan sebutan mesra, "Sayang, nih aku ada sesuatu buatmu."; "Cintaku, tolong buatkan minuman, ya."; "Honey ..." bla ... bla ... bla ....

"Gus, sayang sekali kau pada pacar baru kau itu. Tiap kali kau memanggilnya Sayang-lah, Cinta-lah,... mau tobat kau?" tanya Dito penasaran.

"Ssst, aku sudah lupa namanya seminggu yang lalu," jawab Agus lirih.

Tentang Kami

Situs yang berisi kumpulan humor-humor bersih dan Kristen yang tidak mengandung unsur-unsur SARA dan pornografi.
Selengkapnya

Berlangganan
i-Humor SABDA

Dapatkan humor-humor segar untuk menemani hari-hari Anda.

Kontak Kami | Buku Tamu | E-Mail: webmaster(at)sabda.org
Disclaimer | i-Humor © 2003-2019
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Laporan Masalah/Saran