DIKIRA ORANG GILA
- Read more about DIKIRA ORANG GILA
- Log in to post comments
Pada suatu hari, uskup agung dari Canterbury naik kereta api di Inggris.
Pada suatu hari, uskup agung dari Canterbury naik kereta api di Inggris.
Sebuah rumah sakit jiwa kehabisan kamar untuk pasien baru. Kepala dokter di sana mengadakan tes kejiwaan untuk seorang pasien yang sudah cukup lama dirawat di sana dan sudah menunjukkan tanda-tanda kewarasan.
Seorang profesor berjalan melewati lorong yang sangat sempit. Di tengah lorong, ia berpapasan dengan profesor saingannya.
Seorang dokter kaget ketika masuk ke halaman belakang sebuah rumah sakit jiwa karena ia mendengar ada seseorang sedang menyanyi.
Setelah melakukan perawatan dan pengobatan kepada sejumlah pasien rumah sakit jiwa, seorang dokter yang terkenal sangat galak ingin mengetahui perkembangan pasiennya.
Aji Triadi seorang pengusaha kaya raya, baru saja pailit. Semua harta dan simpanannya ludes. Sampai-sampai istri simpanannya pun amblas. Dalam usahanya untuk bangkit kembali, ia mencoba berkonsultasi dengan dukun terkenal.
"Setelah bangkrut begini, bagaimana hari-hari saya, Mbah?"
"Wah, untuk 10 tahun pertama ini cucu akan menderita karena kemelaratan dan kemiskinan," jawab si Mbah sambil mengelus-elus jenggotnya, lalu berkata lagi, "Nah, setelah itu..."
"Ya, ya, Mbah, setelah itu bagaimana, Mbah?" potong Aji dengan wajah harap-harap cemas.
"Ya, setelah itu Cucu akan terbiasa dengan keadaanmu itu, Cu!"
[Sumber diambil dari: Buku Pintar Ketawa, hal.169]
Jono, pemuda dari desa mengunjungi tempat peneropongan bintang. Tanpa sepengetahuan sang petugas, dia mencoba melihat ke langit melalui teropong terbesar yang ada di tempat itu dan tidak sengaja memencet sebuah tombol. Kebetulan saat itu ada bintang jatuh!
Jono pun berkata, "Wow, hebat juga tembakan meriam ini!" pikirnya.
Seorang pria mengunjungi seorang psikiater untuk membicarakan mimpinya, "Setiap malam," kata pria tersebut, "Aku selalu bermimpi ada tiga monster yang sangat ganas duduk di sisi tempat tidurku, dan siap untuk menyerang aku."
"Hmm," komentar si psikiater tersebut. "Aku sangat yakin dapat menyelesaikan masalah Anda tersebut. Tapi pengobatan ini akan menghabiskan biaya kira-kira 2 sampai 3 juta rupiah."
"Tiga juta rupiah!" pria itu terkejut. "Kalau begitu, ya sudah, tidak usah dipikirkan lagilah monster-monster itu. Aku pikir aku akan pulang saja ke rumah dan mencoba untuk menjadi teman monster-monster itu."
Ceritanya, ada 3 orang gila. Dokter Jhody sedang mengetes apakah mereka masih gila atau sudah waras. Kemudian, disediakan kolam renang kosong untuk mereka.
Orang gila pertama, "Hiiaaaat!! Braak!!" Wah, berarti masih gila orang ini.
Orang gila kedua, "Ciaat!! Braaak!!" Wah, berarti orang ini juga masih gila.
Giliran orang gila ketiga, dia hanya jongkok saja di pinggiran. "Wah, berarti orang ini sudah waras", pikir Dokter Jhody, kemudian dia bertanya, "Kok, kamu tidak lompat?" Jawabnya, "Ngga ahh, airnya dingin.....!!!"
Perdana Menteri Jepang akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat. Karena bahasa Inggrisnya tidak lancar, maka ia memanggil penerjemahnya untuk meminta petunjuk kalimat-kalimat pendek yang biasa diucapkan pada saat upacara penyambutan.
Penerjemah: Sebelum berjabat tangan, ucapkan salam: "How are you?" Setelah itu Presiden AS akan mengucapkan balasan standar, yaitu: "I am fine". Mengangguklah, seolah Anda mengerti. Setelah dia selesai bicara tutuplah pebicaraaan dengan: "Me too". Selanjutnya biarlah penerjemah yang mengurus pembicaraan bilateral.
Sesampainya di Gedung Putih, Presiden AS telah menunggu untuk upacara kenegaraan. Namun, Perdana Menteri tersebut salah mengucapkan salam yang telah dipelajarinya.
PM Jepang: Who are you?
Presiden AS: (Agak terkejut) I am Hillary's husband.
PM Jepang: Me too!