PLAT
- Read more about PLAT
- Log in to post comments
Ketika seorang nyonya sedang memarkir mobilnya, seorang petugas menegurnya.
"Nyonya, plat nomor Anda terbalik."
Ketika seorang nyonya sedang memarkir mobilnya, seorang petugas menegurnya.
"Nyonya, plat nomor Anda terbalik."
Selama "jam sibuk" di Bandara Hobby, Houston, penerbanganku ditunda karena adanya problem mekanis.
Dua orang perempuan sedang meributkan anjing-anjing mereka. Keduanya saling menyombongkan kepintaran piaraan mereka itu.
Perempuan 1: "Anjing gua hebat banget, deh. Tiap pagi ia nungguin tukang koran, dan begitu loper itu datang, anjing gua langsung ngambil korannya dan membawanya ke tempat gua sarapan."
Perempuan 2: "Ya, gua tahu itu."
Perempuan 1: (kaget) "Darimana lu tahu?"
Perempuan 2: "Anjing gua yang cerita."
Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem. (Pengkhotbah 7:29)
Saya selalu merasa tidak nyaman kalau harus datang ke pernikahan keluarga. Biasanya, tante-tante dan oma-oma akan datang pada saya sambil menepuk-nepuk pundak dan berkata, "Kamu berikutnya kan?"
Kebiasaan ini berhenti setelah saya melakukan hal yang sama pada mereka di setiap acara pemakaman keluarga.
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkhotbah 3:11)
Sumber : Indo-com (kiriman: Yadi).
Enam tahun yang lalu, seorang pria membeli seekor anak kucing dan mencoba untuk mengajari anak kucing tersebut berbicara. Setiap hari selama enam tahun pria tersebut mengajari kucingnya agar dapat membaca huruf, angka dan merangkai kata.
Dari hari ke hari dia selalu berkata kepada kucingnya: "Ayo tirulah kalimatku ...." kemudian dia menyebutkan satu kata atau kalimat dan berharap kucing tersebut dapat meniru apa yang dikatakanya. Tetapi yang dapat dilakukan kucingnya hanya menatap mata ´gurunya´ dalam- dalam, yang entah karena alasan apa tidak pernah frustasi dan menyerah mengajarkan kucingnya berbicara.
Ayah mengundang Bos beserta istrinya untuk makan malam di rumah, dan yang bertugas mengatur meja adalah anaknya Patsy.
Ketika tiba waktunya makan, ibu Patsy bertanya, "Patsy, kenapa kamu tidak menaruh garpu dan sendok di piring Nyonya Pilkinton?"
"Ah, aku pikir itu nggak perlu ... Bu," Patsy menjelaskan. "Kemarin aku dengar ayah bilang kalau Nyonya Pilkinton makannya seperti kuda."
Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem. (Pengkhotbah 5:6)
Sumber: Humpty Dumpty´s Magazine - Riddles, Grins & Giggles, p.33.
Pada saat bangun pagi seorang wanita berkata pada suaminya, "Tadi malam aku bermimpi engkau memberi aku sebuah kalung berlian di hari Valentine ini. Bagaimana pendapatmu mengenai mimpiku itu?"
"Engkau akan segera mengetahuinya malam ini juga, Sayang," jawab suaminya.
Malam itu si suami memberikan kepada istrinya sebungkus kado.
Dengan hati berdebar-debar penuh kebahagiaan sang istri membuka kado itu perlahan-lahan dan isi kado itu adalah sebuah buku yang berjudul: "Arti-arti Mimpi".
Seorang pria di sebuah supermarket sedang mendorong kereta yang penuh terisi dan salah satu isi dari kereta itu adalah anaknya yang sedang menangis dan menjerit-jerit. Sambil terus mendorong kereta, laki-laki tersebut berkata dengan suara lembut, "Sabarlah George, jangan emosi George, jangan berteriak George."
Seorang wanita yang memperhatikannya dengan penuh kekaguman berkata, "Anda pasti akan dipuji karena kesabaranmu dalam menenangkan si kecil George ini."
"Nona," kata laki-laki itu, "Akulah si George."
Dion mengawasi dengan serius dokter yang akan mengoperasinya.
Kemudian ia bertanya, "Dokter, mengapa Anda mengenakan sarung tangan karet?"
"Saya tidak mau meninggalkan sidik jari saya," jawab dokter tenang.
Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem. (Pengkhotbah 3:7)
Sumber: Teman Ketawa, p. 92.
"Dok, belakangan ini saya sering bermimpi, mimpi ini membuat saya tersiksa. Saya lari kencang sekali ke arah pintu. Lalu saya mendorongnya dengan sekuat tenaga tetapi pintu itu tidak mau terbuka."
"Apakah pintu itu terkunci?" kata sang Dokter.
"Tidak." jawab si pasien.
"Atau pintu sebuah Benteng?" kata Dokternya.
"Tidak." jawab si pasien lagi.
"Pintu Otomatis barangkali?", kata Dokternya dengan semakin penasaran.
"Bukan, Dok, pintu itu biasa-biasa saja, cuma ada tulisannya."
"Tulisan apa?" tanya Dokter dengan keheranannya.
"Tarik."