UPAH BESAR DI SURGA
- Read more about UPAH BESAR DI SURGA
- Log in to post comments
Ibu Meity Trilili begitu bahagia ketika anak gadisnya, Ida Tralala, mengaku percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya.
Ibu Meity Trilili begitu bahagia ketika anak gadisnya, Ida Tralala, mengaku percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya.
Dua orang Kristen tersesat di padang pasir. Salah satunya adalah Markus, yang lain adalah Matius.
Seorang pendeta berada dalam antrean yang panjang untuk mengisi bensin mobilnya, pada suatu hari libur yang panjang.
Dalam sebuah pertemuan keluarga, tuan rumah tampak gelisah. Pasalnya,
jam makan malam sudah hampir tiba, tetapi Pak Pendeta belum juga
hadir.
Menjelang Natal, Rio, anak berusia 3 tahun, mengunjungi bibinya yang sedang hamil tua. Dia ingat cerita guru sekolah minggunya, tentang Bayi Yesus yang akan lahir pada hari Natal. Penuh dengan rasa penasaran, Rio memegang perut bibinya. Dia merasakan gerakan dan bibinya menjelaskan bahwa si bayi sedang menendang-nendang.
Pada suatu hari, penghuni hutan rimba mengadakan pertandingan antarkelompok. Siapa pun boleh menentukan kelompok apa dan kelompok mana yang akan menjadi lawannya.
Sekumpulan serangga ingin menunjukkan kebolehan mereka, sehingga mereka memilih kelompok gajah untuk menjadi lawan.
Pertandingan dimulai. Babak pertama gajah melawan kumbang. Hasilnya 3 -- 0, kemenangan untuk gajah. Babak kedua gajah melawan lebah. Hasilnya 5 -- 2, kemenangan lagi untuk gajah. Akhirnya pada babak terakhir, kumpulan serangga menunjuk si lipan untuk bertanding. Oleh karena si lipan cerdik, maka dia menang 10 -- 0 dari si gajah.
Gajah heran dan bertanya, "Hei, sekumpulan serangga. Mengapa si lipan tidak bertanding pada babak awal tadi? Dia kan, bisa mengalahkanku dari awal tadi...."
"Seharusnya memang dia di babak pertama tadi," jawab si kumbang. "Dia ada di babak terakhir gara-gara kelamaan memakai sepatu!"
Si Bengal menelepon saluran radio Rakaruan FM saat on air.
Bengal: Halo, radio Rakaruan FM. Saya baru saja menemukan dompet di Jalan Yos Sudarso. Isinya lima juta rupiah, kartu kredit, kartu ATM, SIM, KTP atas nama Bambang Raharjo.
Petugas radio: Wah, Anda jujur sekali. Jadi, Anda menelepon karena mau mengembalikan dompet yang Anda temukan?
Bengal: Oh, bukan. Saya hanya mau "request" lagu untuk dia, judulnya "Relakanlah!"
Warni bercerita ke ibunya, "Bu, mas Bedhor itu sayang banget sama aku lho. Waktu Valentine yang lalu, dia membelikan aku HP yang mahal. Ulang tahunku kemarin, dia memberikan mobil mewah. Lusa, dia akan mencicilkan rumah tipe 70. Dan kemarin, dia melamar aku, 'Warni, bulan Mei ini kita harus nikah ya, jangan jawab maybe yes, maybe no.' Aku harus bagaimana, Bu?"
Ibunya terkesima, karena setahunya mas Bedhor itu baru kenal Warni belum 3 bulan.
"Nak, setidaknya kamu harus melihat ayahnya Bedhor dulu, sayang. Amati dan perhatikan baik-baik orang tuanya. Kemudian bertanyalah kepada dirimu sendiri, apakah kamu masih mau menikah dengan dia. Tiga puluh tahun lagi dia akan persis sama dengan ayahnya itu."
Warni menjawab kalem, "Itu rumus kuno yang diulang-ulang yang Ibu dapat dari nenek 'kan? Tapi mas Bedhor tidak akan tahan selama itu, Bu. Umurnya aja sekarang sudah 64."
Ada seorang ibu yang membanggakan anaknya kepada seorang kenalan baru.
Ibu: "Anakku adalah anak yang luar biasa hebat!"
Teman: "Dia tidak merokok atau terlibat narkoba?"
Ibu: "Tidak, dia tidak merokok dan tidak terlibat narkoba."
Teman: "Dia tidak pernah pulang sampai tengah malam?"
Ibu: "Tidak, dia selalu ada di rumah."
Teman: "Dia tidak kecanduan main PS sampai larut malam?"
Ibu: "Tidak, dia selalu tidur lebih awal dan tidak main PS."
Teman: "Wow, aku pikir memang anakmu adalah anak yang luar biasa. Berapa usianya?"
Ibu: "Baru jalan 2 tahun!"
Seorang rohaniawan yang sangat aktif memberikan pelayanan kepada jemaatnya. Suatu hari dia didatangi seorang mantan perampok yang ingin membuat pengakuan dosa. Dengan ramah dan penuh sikap kasih dia bertanya pada mantan perampok.
Rohaniawan: "Apa yang pernah kau lakukan, Anakku?"
Mantan perampok: "Saya manusia yang jahat, Pak. Saya pernah melakukan perampokan dan pembunuhan."
Rohaniawan: "Apakah kamu pernah dihukum untuk pekerjaan itu, Anakku?"
Mantan perampok: "Pernah, Pak. Tetapi setelah itu saya tidak pernah lagi melakukan kejahatan."
Rohaniawan: "Bagus, Anakku. Sejak kapan menjalani hukuman itu?"
Mantan perampok: "Lima belas tahun yang lalu, Pak."
Rohaniawan: "Dan sejak saat itu kamu tidak melakukan kejahatan lagi?"
Mantan perampok: "Tidak, Pak."
Rohaniawan: "Selama lima belas tahun itu apa saja pekerjaan yang kamu lakukan, Nak?"
Mantan perampok: "Ditahan di penjara, Pak!"