Sakri dan Nasip berjalan pergi memancing. Di tengah jalan, mereka melihat lubang yang sangat besar.
"Mari kita tes dalamnya lubang ini," kata Nasip, sambil mengambil batu kali dan melemparkan ke dalamnya. Lama ... nggak kedengaran suaranya sama sekali. "Wuih ... dalam sekali!" kata Nasip. "Batunya kurang besar kali, coba pakai kelapa ini," kata Sakri. Seperti yang pertama tadi, lama ... nggak kedengaran suaranya. "Wuih ... dalam sekali!" kata Sakri.
"Mari kita cari benda yang lebih besar lagi." Setelah lama mencari, mereka akhirnya menemukan beton bekas bantalan kereta api. Berhubung berat, beton tadi mereka gotong berdua dan terus dimasukkan ke dalam lubang. Tapi sama seperti tadi, lama nggak kedengaran suaranya .... Wah ... berarti sangat dalam sekali lubang ini, pikir mereka berdua.
Tiba-tiba dari arah semak-semak, ada kambing yang berlari menuju mereka dan akan menabrak mereka. Untung saja mereka bisa menghindar, tapi malang bagi si kambing yang langsung masuk ke dalam lubang tersebut. Mereka kaget bukan kepalang.
Belum hilang rasa kagetnya, tiba-tiba muncul Wak Badri sambil bawa arit di hadapan mereka dan bertanya, "Hei Rek, kalian lihat tidak yang mencuri kambingku? aku mau bacok dia!!".
"Wah ... kami nggak tahu Wak Dri, cuman saja barusan ada kambing yang masuk lubang ini," kata Nasip
"Ooo ... itu tidak mungkin kambingku, soalnya kambingku tadi aku ikat di beton bantalan kereta api!"
Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, (2 Timotius 2:23)
Sumber: Indo-com.
- Log in to post comments