UBAN BANDEL
- Read more about UBAN BANDEL
- Log in to post comments
Pada suatu sore, seorang ayah dan anak laki-lakinya sedang menikmati pisang goreng. Melihat rambut sang ayah, si anak pun menceletuk, "Mengapa rambut Ayah ada ubannya?"
Pada suatu sore, seorang ayah dan anak laki-lakinya sedang menikmati pisang goreng. Melihat rambut sang ayah, si anak pun menceletuk, "Mengapa rambut Ayah ada ubannya?"
Seorang ayah terlihat sedang menasihati anak lelakinya yang bandel. Nah, anaknya ini, sudah menunggak alias tidak naik kelas dua kali berturut-turut.
- Anda dan gigi Anda tidak tidur bersama-sama lagi.
- Anda berusaha meluruskan kerutan pada kaus kaki Anda, kemudian tersadar bahwa Anda tidak mengenakan kaus kaki.
"Benar-benar tak tahu diri, pemuda kampung begitu, berani-beraninya melamar puteri seorang pengusaha kaya," ujar seorang ayah pada anak gadisnya.
"Jangan gitu dong, Yah. Dulu Mama toh menerima lamaran Papa, meskipun Papa datang memakai celana dan baju lusuh."
Di sebuah desa terpencil, di atas gunung, tinggallah seorang laki-laki tua dengan istrinya. Pada suatu hari, laki-laki tua itu mendengar ada pasar malam di kota terdekat. Oleh karena itu, pagi-pagi sekali dia sudah berangkat ke sana. Konon ceritanya, di sanalah laki-laki tua itu pertama kali melihat cermin. Dengan sukacita dia membeli cermin yang berukuran saku tersebut.
Tiba di rumah, berkali-kali dengan diam-diam, dia mengeluarkan cermin itu dari sakunya dan menatap cermin itu berlama-lama, lalu buru-buru menyimpannya. Tiap kali istrinya bertanya apa gerangan yang dilihatnya. "Bukan urusan perempuan!" bentaknya.
Tentu saja si istri curiga. Ketika suaminya tidur, pelan-pelan dia merogoh saku suaminya dan mengeluarkan cermin itu. Dia menatap benda itu lama sekali, lalu sambil mengangguk-anggukkan kepalanya dia berkata, "Betul 'kan, dugaanku... rupanya dia sudah punya wanita lain!"
Ibu Roni heran melihat anaknya pulang, padahal masih pukul 09.00.
"Roni, sekarang baru pukul 09.00, kok kamu sudah pulang, ada apa?" tanya sang ibu.
"Hari ini aku bisa menjawab pertanyaan bu guru dengan benar," jawab Roni.
"Kamu hebat, apa pertanyaannya?"
"Bu guru bertanya, 'Siapa yang melempar kapur ke ibu?'"
Warni bercerita ke ibunya, "Bu, mas Bedhor itu sayang banget sama aku lho. Waktu Valentine yang lalu, dia membelikan aku HP yang mahal. Ulang tahunku kemarin, dia memberikan mobil mewah. Lusa, dia akan mencicilkan rumah tipe 70. Dan kemarin, dia melamar aku, 'Warni, bulan Mei ini kita harus nikah ya, jangan jawab maybe yes, maybe no.' Aku harus bagaimana, Bu?"
Ibunya terkesima, karena setahunya mas Bedhor itu baru kenal Warni belum 3 bulan.
"Nak, setidaknya kamu harus melihat ayahnya Bedhor dulu, sayang. Amati dan perhatikan baik-baik orang tuanya. Kemudian bertanyalah kepada dirimu sendiri, apakah kamu masih mau menikah dengan dia. Tiga puluh tahun lagi dia akan persis sama dengan ayahnya itu."
Warni menjawab kalem, "Itu rumus kuno yang diulang-ulang yang Ibu dapat dari nenek 'kan? Tapi mas Bedhor tidak akan tahan selama itu, Bu. Umurnya aja sekarang sudah 64."
Ada seorang ibu yang membanggakan anaknya kepada seorang kenalan baru.
Ibu: "Anakku adalah anak yang luar biasa hebat!"
Teman: "Dia tidak merokok atau terlibat narkoba?"
Ibu: "Tidak, dia tidak merokok dan tidak terlibat narkoba."
Teman: "Dia tidak pernah pulang sampai tengah malam?"
Ibu: "Tidak, dia selalu ada di rumah."
Teman: "Dia tidak kecanduan main PS sampai larut malam?"
Ibu: "Tidak, dia selalu tidur lebih awal dan tidak main PS."
Teman: "Wow, aku pikir memang anakmu adalah anak yang luar biasa. Berapa usianya?"
Ibu: "Baru jalan 2 tahun!"
Pak Bambang akhirnya meninggalkan istrinya hanya karena hadirnya wanita lain dalam rumah tangga mereka.
Wanita itu adalah ... ibu mertuanya!
Karto: Hari ini ada seorang anak yang jatuh di selokan. Semua temannya menertawakannya, hanya saya sendiri yang tidak ikut tertawa.
Ibu: Bagus. Kamu memang anak Ibu yang baik. Lalu siapa yang jatuh ke selokan itu?
Karto: Saya sendiri.