RAKYAT LEBIH SENANG
- Read more about RAKYAT LEBIH SENANG
- Log in to post comments
Sebuah negara sedang dilanda krisis ekonomi berkepanjangan.
Sebuah negara sedang dilanda krisis ekonomi berkepanjangan.
1. Tunjukkan kartu pemilih Anda pada petugas TPS, jangan kartu kredit, Anda bukan sedang di mal. Jangan juga kartu SIM, KTP, Kartu Keluarga, apalagi kartu remi.
2. Coblos foto pemimpin pilihan Anda, jangan cari foto diri sendiri, pasti tidak akan ketemu.
3. Jangan membawa telepon kabel ke dalam bilik suara. Nanti dikira wartel.
4. Masukan kartu suara ke kotak suara, jangan dibawa pulang, baik kartu suara maupun kotak suara.
5. Untuk memilih, Anda wajib datang ke TPS. Mengirim sms ke 9800 tidaklah berlaku di sini. Ingat ini pemilu, bukan ajang pencarian bakat.
6. Setelah selesai, celupkan jari kelingking Anda, bukan jari orang tua, pacar, apalagi jari petugas TPS.
7. Sebaiknya menetapkan pilihan sebelum ke TPS. Jika sudah di bilik suara, jangan bimbang apalagi galau. Biasanya hanya ada 2 -- 3 bilik suara yang dipakai untuk ratusan orang, orang Jakarta sudah macet setiap hari, pasti tidak berharap terjadi kemacetan juga saat hendak memilih.
8. Jangan mencoret-coret kertas suara dengan kata-kata seperti 'Yes', 'Oye' atau kata-kata apa pun. Ingat itu kertas suara bukan surat cinta. Yang Anda pilih tidak akan membaca apa pun yang Anda tulis di sana. Jangan juga tambahkan coretan kumis, kacamata, berewok pada foto calon pemimpin walau mereka akan kelihatan lebih keren dengan itu.
9. Gunakan paku yang tersedia untuk melubangi pilihan Anda. Jangan gunakan jarum jahit atau jarum pentol untuk melobanginya karena terlalu kecil akan sulit terlihat.
10. Lipat kertas suara sesuai urutannya. Jangan melipatnya menjadi pesawat atau perahu, itu kertas suara bukan origami. Jangan membawa pulang kertas suara untuk membungkus cabai.
Joko: Istri saya itu pantasnya jadi pengacara.
Dodi: Lho, memangnya kenapa? Kamu lihat dari apanya?
Joko: Habis, setiap kali terjadi pertengkaran di antara kami dan saya merasa saya akan segera memenangkan pertengkaran itu, dia membawanya ke pengadilan tingkat yang lebih tinggi, yaitu ibunya.
Sekjen Dewan Papua, Thoha Al Hamid, menceritakan kepada saya semalam. Tentu berkibarnya bendera Belanda di sebuah rumah membuat aparat polisi meradang. Karena itu, 1 peleton polisi pun dikirim ke sana. Mereka merayap, siaga penuh. Sambil mengendap-endap, senjata laras panjang pun mulai terkokang. Sang komandan sesekali berkomunikasi melalui HT. Dalam jarak 100 meter, mereka mengepung rumah itu. Semuanya siaga penuh.
Lima polisi kemudian menggebrak rumah itu. Para penghuni histeris. Jhon Mambo, pemilik rumah, meski dikepung 2 peleton polisi tetap tenang saja. Ia yang berprofesi pengacara tentu tahu prosedur. Katanya, "Ada apa ini?" Polisi pun menyahut, "Anda mengibarkan bendera Belanda, Anda kami tangkap, ayo ke markas," satu polisi menarik keras Jhon.
Ibu Meity Trilili begitu bahagia ketika anak gadisnya, Ida Tralala, mengaku percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya.
"Ibu bahagia karena kau akan masuk surga, Nak."
"Tapi yang mendapat upah besar di surga, kan, Ibu! Soalnya, Ibulah yang mengenalkan saya kepada Tuhan Yesus."
Ibunya tersenyum, dan mencoba berkilah demi merendahkan hatinya di depan anaknya.
"Upahnya memang besar. Ibu bahagia mendapatkannya. Namun Ibu lebih bahagia lagi karena kamu mau menerima Tuhan Yesus, Sayang."
"Tapi upah Ibu di surga tetap besar, kan, Bu?"
Seorang miliuner bertamasya naik kapal pesiar yang mewah. Namun, nasib sial menimpanya. Kapal pesiar yang ia tumpangi pecah. Ia terkatung-katung pada serpihan kapal tersebut. Dalam keadaan tidak berdaya, ia bernazar kepada Tuhan:
"Jika aku selamat sampai di darat, akan kupersembahkan separuh dari kekayaanku."
Tak lama kemudian datanglah tim SAR dan ia tertolong, selamatlah ia sampai di rumah. Lalu ia teringat akan nazarnya, ia menghitung kekayaannya dan ternyata sangat besar, lalu timbullah rasa sayang pada kekayaannya. Ia bingung. Ia sudah bernazar dan sekarang selamat.
Turis Amerika yang sedang belajar bahasa Indonesia sedang bingung. Mengapa orang Indonesia, jika menjawab pertanyaan itu beda-beda, seperti "yoi", "ya", dan "ya begitulah".
Lalu, ia bertanya kepada seorang pejabat, "Bagaimana cara membedakan 'yoi', 'ya', dan 'ya begitulah'?"
Kemudian, pejabat itu menjawab, "Kalau 'yoi', orang tersebut tidak punya pendidikan, kalo 'iya', orang itu tamatan SMA, dan kalau 'ya begitulah', berarti ia sarjana."
"Oh, gitu, ya?" kata turis.
"Yoi!!" kata pejabat.
Khusus bagi pengendara motor, ngga usah khawatir akan efek kenaikan BBM, soalnya ada solusi yang sangat jitu dan telah terbukti oleh para ilmuwan di Amerika. Dari hasil uji lab yang dilakukan oleh para ilmuwan, membuktikan bahwa air teh dapat dijadikan alternatif baru pengganti BBM.
Caranya:
Pada suatu hari di sebuah negara, seorang lelaki mengunjungi temannya yang telah terpilih menjadi seorang ketua dewan dan dia memohon.
"Aku membutuhkan pertolonganmu untuk dapat pekerjaan, tetapi aku tidak lulus SMA," kata lelaki itu.
"Apakah engkau anggota partai?" kata ketua dewan itu.
"Ya tentu saja."
"Oke, engkau bisa jadi anggota dewan, gajimu 30 juta sebulan."
"Jangan, berikan aku jabatan yang tidak sepenting itu," kata lelaki itu.
Sebuah bis yang penuh dengan para politikus keluar dari jalan dan menabrak sebuah pohon besar di ladang petani tua.
Setelah menyelidiki apa yang terjadi, petani tua itu menggali sebuah lubang dan mengubur mayat politikus-politikus itu. Beberapa hari kemudian, seorang sherif lokal lewat dan bertanya kepada petani tua itu, "Apakah mereka semua mati?"
Petani tua itu menjawab, "Begini: beberapa dari mereka berkata, bahwa mereka belum mati. Tapi Anda kan tahu betapa seringnya politikus itu berbohong."