Sekjen Dewan Papua, Thoha Al Hamid, menceritakan kepada saya semalam. Tentu berkibarnya bendera Belanda di sebuah rumah membuat aparat polisi meradang. Karena itu, 1 peleton polisi pun dikirim ke sana. Mereka merayap, siaga penuh. Sambil mengendap-endap, senjata laras panjang pun mulai terkokang. Sang komandan sesekali berkomunikasi melalui HT. Dalam jarak 100 meter, mereka mengepung rumah itu. Semuanya siaga penuh.
Lima polisi kemudian menggebrak rumah itu. Para penghuni histeris. Jhon Mambo, pemilik rumah, meski dikepung 2 peleton polisi tetap tenang saja. Ia yang berprofesi pengacara tentu tahu prosedur. Katanya, "Ada apa ini?" Polisi pun menyahut, "Anda mengibarkan bendera Belanda, Anda kami tangkap, ayo ke markas," satu polisi menarik keras Jhon.
Tapi tangan kekar Jhon menampiknya. Ia tidak kalah galaknya. Katanya, "Bapak ini kurang kerjaan apa? Saya memang mengibarkan bendera Belanda. Karena saya pendukung kesebelasan Belanda. Lihat tuh ...!!!"
Jhon menunjuk kepala suku yang rumahnya berjarak 200 meter ke arah bawah. "Itu bendera Brazil berkibar ...."
"Oh ..., demam Piala Dunia udah dimulai ya ...," kata polisi tersebut dengan kalem.
Serius amat seh ....
"Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah." (Amsal 19:2)
Sumber: http://warnadunia.com/nasionalisme-indonesia/
- Log in to post comments