ALASAN KEPULANGAN OBAMA DARI INDONESIA
- Read more about ALASAN KEPULANGAN OBAMA DARI INDONESIA
- Log in to post comments
Setelah tertunda 2 kali, Presiden Obama akhirnya bertandang ke Indonesia. Sayangnya, beliau hanya 20 jam berada di Indonesia.
Setelah tertunda 2 kali, Presiden Obama akhirnya bertandang ke Indonesia. Sayangnya, beliau hanya 20 jam berada di Indonesia.
Sebuah negara sedang dilanda krisis ekonomi berkepanjangan.
Salah seorang polisi sedang melakukan razia di jalan sepi dan gelap yang gosipnya sering dipakai para remaja untuk pacaran. Tiba-tiba lewatlah seorang pendeta, polisi kaget lalu memberhentikan motor pak pendeta.
Polisi: "Kenapa Anda sendirian saja di jalan ini?"
Pendeta: "Apa salah saya, Pak? (dengan gugup) saya tidak pernah sendiri Tuhan Yesus dan bunda Maria selalu bersama saya."
Polisi jadi bingung karena melihat kegugupan pak pendeta yang sebenarnya memang tidak bersalah, namun karena polisi ini iseng maka dia berkata,
Polisi: "Nah, kalau begitu Anda salah, Anda boncengan bertiga ya?"
Kisah ini terjadi pada tahun 1960, ketika Partai Komunis berkuasa di Rusia.
Di sebuah sekolah dasar di Moskow, Boris yang berusia 6 tahun diminta gurunya memberikan contoh sebuah anak kalimat yang menerangkan sifat.
"Kucing kami baru saja beranak 5 ekor," kata Boris, "yang semuanya komunis sejati."
Bukan main senangnya hati pak guru melihat penguasaan Boris akan tata bahasa sekaligus slogan partai. Kalau nanti pengawas pendidikan datang ke sekolah itu, maka gurunya meminta Boris yang menjawab.
Suatu hari, berkumpullah para duta wisata dari berbagai negara untuk mempresentasikan tujuh bangunan keajaiban dunia dalam kategori bangunan tercepat.
Seorang yang bernama Kobul melintasi pos perbatasan suatu negara yang sangat ketat terhadap setiap orang asing yang melintas. Mereka tidak mau para penyelundup masuk dengan mudah ke negara mereka. Kobul bersepeda dan membawa dua tas besar di pundaknya.
Tentara perbatasan segera memerintahkan dia untuk berhenti.
"Pinggirkan sepedamu itu. Saya ingin bertanya, apa isi kedua tas itu?"
"Pasir," jawab Kobul.
Tentara itu tidak percaya begitu saja. Mereka membongkar kedua tas itu, dan benar, mereka menemukan pasir di dalamnya. Akhirnya mereka melepaskan Kobul dan membiarkan dia melintasi perbatasan menuju wilayah negara tersebut.
Si Abu mati dan berjalan menuju gerbang surga. Di ambang gerbang surga, ia bercakap-cakap dengan Rasul Petrus.
Petrus: Apa yang membuatmu berpikir engkau layak masuk surga?
Abu : Sekitar 3 minggu lalu saya memberi uang 100.000 rupiah kepada orang cacat.
Petrus: Apa lagi?
Abu : Dua minggu lalu saya memberi 100.000 rupiah kepada seorang tunawisma.
Petrus: Apa lagi?
Abu : Seminggu yang lalu saya menyumbang 100.000 rupiah kepada panti asuhan.
Petrus: Tunggu sebentar. (Petrus masuk ke dalam).
Seorang bapak berumur setengah baya berkata, "Hidup paling senang waktu zamannya Soekarno dan Soeharto. Zamannya Habibie, Gus Dur, dan Megawati, hidup adalah yang paling menyedihkan."
Seorang pemuda datang bertanya, "Mengapa Bapak berkata begitu?"
"Nah, kalau kamu ingin tahu, dengarkan: Zamannya Soekarno aku masih anak-anak, hidupku senang karena aku masih diasuh sama orang tua. Zamannya Soeharto, hidupku juga senang karena pada zaman ini aku dikawinkan oleh Bapakku. Tapi kalau zamannya Habibie, Gus Dur, dan Megawati, kesusahan selalu menempa hidup. Bayangin, aku harus bekerja untuk menghidupi keluargaku, istri, dan kelima anakku. Apalagi zaman sekarang, cari yang haram aja susah!!!"
Terjadi sebuah aksi mogok kerja di sebuah pabrik sepatu. Para pekerja menuntut kenaikan gaji. Setelah musyawarah dengan pimpinan perusahaan, para wakil pekerja setuju mengakhiri permogokan.
Lalu mereka memasang pengumuman:
"Permintaan sudah dipenuhi. Kita akan bekerja lagi seperti biasa. Tapi dengan catatan, hanya membuat sepatu yang sebelah kanan. Sisanya kita buat setelah kenaikan gaji direalisasikan. Terima kasih."
Amir adalah anak seorang pejabat negara yang bertugas dalam bidang keuangan. Kebetulan, Amir pun merupakan bendahara di sekolahnya. Suatu hari, ia ketahuan menggunakan uang kelas itu untuk keperluan pribadi. Dipanggillah ia ke ruang guru.
Guru: Mengapa kau gunakan uang itu untuk kepentinganmu sendiri? Padahal itu kan uang milik temanmu! Apakah kau sedang terdesak?
Amir: Tidak, Bu ....
Guru: Lalu mengapa? (Amir hanya terdiam.) Cepat katakan! Jika tidak, akan saya laporkan kepada ayahmu!!
Amir: Laporin aja, Bu ..., toh ayah saya yang mengajarkan saya.