Kepolisian, ABRI, dan badan intelijen BIA saling menyombongkan bahwa merekalah yang terbaik dalam menangkap penjarah yang sedang marak saat sekarang. Pemerintah merasa perlu untuk melakukan tes terhadap hal ini.
Dilepaskan seekor kelinci ke dalam hutan dan ketiga kelompok pengikut tes di atas harus berusaha menangkapnya. BIA masuk ke hutan. Mereka menempatkan informan-informan di setiap pelosok hutan itu. Mereka menanyai setiap pohon, rumput, semak, dan binatang di hutan itu. Tidak ada satu hal pun di pelosok hutan yang tidak diinterogasi. Setelah satu bulan penyelidikan hutan secara menyeluruh, akhirnya BIA mengambil kesimpulan bahwa kelinci tersebut tidak pemah ada, alias hanya isu.
ABRI masuk ke hutan. Setelah satu bulan kerja tanpa hasil, mereka akhirnya kehilangan kesabaran dan membakar hutan sehingga setiap makhluk hidup di dalamnya terpanggang tanpa terkecuali. Akhirnya kelinci tersebut ditemukan dalam kondisi hitam legam, mati ... tentu saja.
Polisi masuk hutan. Dua jam kemudian, mereka keluar dari hutan sambil membawa seekor tikus putih yang telah hancur-hancuran badannya dipukuli.
Tikus putih itu berteriak teriak: "YA.... YA.... SAYA MENGAKU! SAYA KELINCI! SAYA KELINCI!"
"Orang yang menindas orang lemah untuk menguntungkan diri atau memberi hadiah kepada orang kaya, hanya merugikan diri saja." (Amsal 22:16)
Sumber: Humor Politik, hal. 93 -- 94
- Log in to post comments