Seorang tua, bekas pendaki gunung, baru saja pindah ke sebuah kota. Pada suatu minggu dia masuk ke gereja terbesar di kota itu. Pakaian pak tua itu bersih, tetapi dia mengenakan celana jeans, kaos tidak berkerah, bertopi, berjaket kulit, dan bersepatu kets yang tidak bisa dibilang masih bagus.
Seluruh jemaat yang sudah lama menjadi anggota gereja itu mengenakan baju dan sepatu yang mahal juga bermerek. Saat pak tua itu duduk di sebuah tempat, orang-orang yang sudah duduk di situ langsung menjauh dan pindah tempat duduk. Tidak ada seorang pun yang menyalami dan meyapa pak tua ini. Dengan tidak sungkan-sungkan mereka memperlihatkan kepada pak tua ini bahwa mereka tidak menyukai kehadirannya.
Saat khotbah, pendeta memberikan khotbah yang panjang mengenai kebutuhan dana yang selalu dibutuhkan untuk menjalankan pelayanan. Saat kebaktian selesai, Pak Pendeta menghampiri pak tua dan berkata, "Minggu depan, kalau Anda datang lagi kemari, sebelumnya berbicaralah dulu dengan Tuhan. Tanyakan pada Dia penampilan seperti apa yang pantas untuk menyembah dan memuji Dia dalam gereja."
Pak tua mengiyakan permintaan Pak Pendeta sambil tersenyum.
Minggu berikutnya, Pak Tua datang lagi. Masih dengan penampilan seperti minggu lalu, jeans, jaket kulit, kaos oblong, dan sepatu ketsnya.
Dan sekali lagi dia dijauhi oleh semua jemaat.
Pak Pendeta mendekati dia dan berkata, "Loh, minggu lalu kan saya sudah bilang kalau Anda harus bertanya kepada Tuhan, penampilan seperti apa yang pantas untuk masuk dalam rumah-Nya!"
"Oh ... jangan kuatir ... Pak Pendeta, saya sudah tanyaken kok," jawab pak tua sambil tersenyum.
"Kalau Anda sudah bertanya kepada Tuhan, apakah Dia mengatakan pada Anda bahwa penampilan seperti ini yang pantas untuk masuk dalam rumah- Nya?" tanya Pak Pendeta lagi.
Dengan tenang pak tua menjawab, "Begini Pak, Tuhan bilang sama saya, Dia tidak punya petunjuk apa-apa bagaiamana seharusnya penampilan saya untuk beribadah dalam gereja ini. Dia bilang, sekali pun Dia belum pernah masuk ke gereja ini."
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1Samuel 16:7)
Sumber: Clean Jokes.
- Log in to post comments