Pada suatu hari, kampung tempat tinggal Ani mengadakan kontes menyanyi. Kontes ini tidak ditentukan oleh usia, jadi siapa saja boleh ikut. Si kecil Ani gemar menyanyi. Oleh karena itu, dia mengotot ikut kontes walaupun hanya hafal beberapa lagu anak.
Tibalah gilirannya menyanyi. "Selamat siang, Bapak, Ibu, Om, Tante, Kakak-kakak, dan Teman-teman ... Saya akan menyanyikan lagu berjudul Naik Delman ...."
"Pada Hari Minggu kuturut ayah ke kota, naik delman istimewa kududuk di muka, kududuk samping pak kusir yang sedang bekerja, mengendarai kuda supaya baik jalannya ... tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tuk-tik-tak-tik-tuk tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tuk-tik-tak-tik-tuk tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tuk-tik-tak-tik-tuk ..."
"Stop!" teriak sang juri. "Kapan selesainya?"
"Sabar, Om. 'Kan, kotanya masih jauh!"
[Sumber disunting dari kiriman: Septi Sawandi P.]
"Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu," (1 Petrus 1:14)
- Log in to post comments