Pembeli Adalah Raja
Humhum baru saja diterima bekerja sebagai pramusaji di suatu restoran yang juga baru saja dibuka. Pada suatu malam, ketika sedang melayani rombongan tamu di meja nomor 45, Humhum terlihat berdebat dengan salah seorang pelanggan yang duduk dalam rombongan tersebut. Pak Manajer pun meminta maaf kepada pelanggan tersebut dan memanggil Humhum untuk menasihatinya secara pribadi.
Manajer: "Hum, ada apa tadi? Kenapa kamu berdebat dengan pelanggan kita?"
Humhum: "Maaf, Pak. Habisnya ... dia bawel terus, tanya-tanya terus setiap menu yang ada, tetapi belum pesan-pesan juga, padahal yang lain sudah pesan. Lagi pula, setiap saya menjelaskan menu tersebut, dia selalu berpikiran negatif terhadap penjelasan saya."
Manajer: "Setiap orang itu berbeda, Hum. Lagi pula, bukankah kamu sudah di-briefing setelah diterima bekerja di sini? Ingat tidak dengan semboyan utama kita?"
Humhum: "Ingat, Pak. Pembeli adalah raja, benar 'kan?"
Manajer: "Betul, bagus kalau kamu hafal, tetapi jangan cuma dihafalkan, harus dipraktikkan juga."
Humhum: "Itu sudah saya lakukan, Pak."
Manajer: "Lalu, mengapa tadi kamu nekat berdebat dengan tamu itu?"
Humhum: "Soalnya saya tahu dia bukan pembeli, Pak. Dia makan di sini cuma ditraktir doang."
Manajer: "*&^%&**))!!!"
[Sumber: Kiriman dari Mahardhika Dicky Kurniawan]
“Apa saja yang kamu lakukan, lakukanlah dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
—Kolose 3:23
- Log in to post comments