BELAJAR APA?

Submitted by Tim i-Humor on Mon, 12/17/2012 - 16:20

Lima menit sebelum bel pulang berbunyi, guru memberi para murid PR untuk memikirkan pelajaran apa yang dapat diambil dalam suatu cerita. Cerita yang dibawakan harus pengalaman pribadi.

Paginya, Bu Guru menagih PR murid-muridnya, "Anak-anak, siapa yang mau maju terlebih dulu untuk menceritakan pengalaman pribadi dan moral apa yang dapat kita pelajari?"

AKU INI APA DONG?

Submitted by Tim i-Humor on Tue, 11/27/2012 - 17:09

Pak Bambang dan Bu Bambang bertengkar hebat karena ada salah paham di antara mereka. Tanpa sadar, nada suara mereka makin lama makin tinggi. Mau tak mau, si kecil Tomi, anak mereka, mendengar pertengkaran orang tuanya.

SEBUAH JAWABAN PANDAI

Submitted by Tim i-Humor on Tue, 11/27/2012 - 17:04

Ayah: Apa kamu tahu mengapa Ayah akan menghukum kamu, Bob?

Bob: Tidak, Ayah.

Ayah: Dalam keluarga, yang lebih tua harus selalu bersikap baik kepada yang lebih muda, tapi pagi ini kamu tidak melakukannya dengan baik. Kamu melempar topi adikmu ke dalam kolam ikan. Sekarang, Ayah akan menghukummu!

ANAK PEMBERANI

Submitted by Tim i-Humor on Wed, 11/21/2012 - 16:52

Joni berusia 9 tahun dan ia anak yang sangat nakal. Ibunya selalu berharap ia akan berperilaku baik. Suatu hari setelah ia pulang dari sekolah, guru Joni menelepon ibunya dan berkata, "Tahukah Anda, Nyonya Ratih, bahwa tadi pagi, saat guru olahraga melakukan pemanasan di luar sekolah, dia melihat Joni menyelamatkan seorang anak yang jatuh ke sungai!"

NAIK DELMAN

Submitted by Tim i-Humor on Wed, 10/03/2012 - 15:23

Pada suatu hari, kampung tempat tinggal Ani mengadakan kontes menyanyi. Kontes ini tidak ditentukan oleh usia, jadi siapa saja boleh ikut. Si kecil Ani gemar menyanyi. Oleh karena itu, dia mengotot ikut kontes walaupun hanya hafal beberapa lagu anak.

Tibalah gilirannya menyanyi. "Selamat siang, Bapak, Ibu, Om, Tante, Kakak-kakak, dan Teman-teman ... Saya akan menyanyikan lagu berjudul Naik Delman ...."

"Pada Hari Minggu kuturut ayah ke kota, naik delman istimewa kududuk di muka, kududuk samping pak kusir yang sedang bekerja, mengendarai kuda supaya baik jalannya ... tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tuk-tik-tak-tik-tuk tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tuk-tik-tak-tik-tuk tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tuk-tik-tak-tik-tuk ..."

"Stop!" teriak sang juri. "Kapan selesainya?"

"Sabar, Om. 'Kan, kotanya masih jauh!"

MENIKAHI IBU

Submitted by Tim i-Humor on Fri, 09/14/2012 - 07:50

Hary adalah anak Pak Bambang yang masih berusia 6 tahun. Suatu hari dia berkata kepada ayahnya, "Ayah, aku ingin menikah."

Ayahnya heran dan berpikir sejenak, lalu bertanya, "Apa kamu punya orang yang istimewa?"

"Ya," jawab anak itu. "Aku mau nikah dengan nenek."

"Tunggu dulu," kata ayahnya. "Kamu tidak boleh menikah dengan nenek. Beliau 'kan ibunya ayah?"

"Kok tidak boleh?" tanya anak itu. "Ayah juga sudah menikah dengan ibuku!"

X dan Y

Submitted by Tim i-Humor on Mon, 09/03/2012 - 16:35

Andi diberi PR oleh guru matematikanya. Kebetulan ayah Andi sedang mengerjakan sesuatu di kamar Andi.

Andi: Ayah, bisa tolong aku menemukan X dan Y ini?
Ayah: Lho, gurumu menyuruhmu menemukannya?

Andi: Iya, memangnya kenapa, Yah?
Ayah: Ayah heran, sejak ayah duduk di bangku SD sampai sekarang, X dan Y masih belum ditemukan!

MASIH 10 MENIT LAGI

Submitted by Tim i-Humor on Thu, 08/23/2012 - 16:14

Seorang lelaki berpakaian jas lengkap dan perlente sedang berjalan kaki menuju ke suatu tempat. Tiba-tiba seorang anak membawa seekor anjing muncul di hadapannya dan bertanya, "Maaf, Om. Boleh tanya 'kan. Sekarang ini pukul berapa, sih?"

Lelaki tersebut melipat lengan kirinya di depan dada, melihat jam tangannya dan berkata, "Sekarang pukul tiga kurang seperempat."

Si anak mengucapkan terima kasih, lalu berkata, "Tepat pukul tiga nanti Om boleh mencium anjing saya," katanya sambil melarikan diri. Lelaki perlente tersebut merasa dilecehkan lalu mengejar si anak dan anjingnya untuk memberikan pelajaran.

Ketika sedang berlari mengejar, seorang rekan kantor menghentikannya, "Ada apa kamu lari-lari begitu?" tanyanya.

Sambil menunjuk si anak, lelaki perlente itu bercerita, "Anak itu bertanya pukul berapa, lalu aku jawab pukul tiga kurang seperempat. Eee, dia bilang pukul tiga tepat, aku boleh mencium anjingnya."

Temannya melihat jam dan berkata, "Lho, masih 10 menit lagi, kenapa buru-buru?"

TIDAK, TERIMA KASIH

Submitted by Tim i-Humor on Thu, 08/23/2012 - 15:56

Seorang bocah laki-laki masuk ke sebuah toko. Ia mengambil peti minuman dan mendorongnya ke dekat pesawat telepon koin. Lalu, ia naik ke atasnya sehingga ia bisa menekan tombol angka di telepon dengan leluasa. Ditekannya 7 digit angka. Si pemilik toko mengamati-amati tingkah bocah ini dan menguping percakapan teleponnya.

Bocah: Ibu, bisakah saya mendapat pekerjaan memotong rumput di halaman ibu?

Ibu (di ujung telepon sebelah sana): Saya sudah punya orang untuk mengerjakannya.

Bocah: Ibu bisa bayar saya setengah upah dari orang itu.

Ibu: Saya sudah sangat puas dengan hasil kerja orang itu.

Bocah (dengan sedikit memaksa): Saya juga akan menyapu pinggiran trotoar ibu dan saya jamin di hari Minggu, halaman rumah ibu akan jadi yang tercantik di antara rumah-rumah yang berada di kompleks perumahan ibu.

Ibu: Tidak, terima kasih.

Dengan senyuman di wajahnya, bocah itu menaruh kembali gagang telepon. Si pemilik toko, yang sedari tadi mendengarkan, menghampiri bocah itu.

Pemilik toko: Nak, aku suka sikapmu, semangat positifmu, dan aku ingin menawarkanmu pekerjaan.

Bocah: Tidak, terima kasih.

Pemilik toko: Tapi, tadi kedengarannya kamu sangat menginginkan pekerjaan.

Bocah: Oh, itu, Pak. Saya cuma mau mengecek apa kerjaan saya sudah bagus. Sayalah yang bekerja untuk ibu tadi!

MANDIRI

Submitted by Tim i-Humor on Thu, 08/02/2012 - 14:09

Seorang anak pergi ke kantor pos sambil menggenggam amplop di tangan kiri dan prangko di tangan kanan. Kedua benda itu diserahkannya kepada petugas.

"Nak, kamu 'kan sudah besar. Kamu harus belajar mandiri. Segala sesuatu untuk keperluan sendiri harus dikerjakan sendiri," kata petugas.

"Apa yang harus saya kerjakan sendiri, Pak?"

"Kamu harus merekatkan sendiri prangko itu."

"Wah, Bapak salah. Surat itu milik temanku. Jadi, saya bawa pulang saja biar temanku yang merekatkannya."

Tentang Kami

Situs yang berisi kumpulan humor-humor bersih dan Kristen yang tidak mengandung unsur-unsur SARA dan pornografi.
Selengkapnya

Berlangganan
i-Humor SABDA

Dapatkan humor-humor segar untuk menemani hari-hari Anda.

Kontak Kami | Buku Tamu | E-Mail: webmaster(at)sabda.org
Disclaimer | i-Humor © 2003-2019
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Laporan Masalah/Saran