1. Ketuk pintu.
Tentu rumah yang hendak didatangi, bukan pintu rumah yang lain. (Pintu poskamling atau pintu puskesmas, misalnya)
2. Beri salam.
Kalau perlu sambil berjabat tangan dan tersenyum. Ini permulaan yang baik. Jangan menemui tuan rumah dengan wajah tidak ramah. Apalagi pakai topeng.
3. Sampaikan maksud dan tujuan.
Dalam rangka apa kunjungan tersebut. Jangan bikin bingung yang menjadi tuan rumah. Kalau tujuan jelas, niscaya hidangannya jelas.
4. Jangan minta macam-macam.
Tamu yang baik adalah tamu yang menerima apa yang disediakan tuan rumah. Bukan tamu yang tiba-tiba minta nasi goreng atau pisang rebus.
5. Jangan sungkan-sungkan.
Bila hidangan sudah di atas meja, jangan cuma dilihat-lihat saja. Airnya diminum. Kuenya dicicipi. Tidak perlu tanya, "Airnya boleh diminum apa tidak?"
6. Rasa malu itu perlu.
Paling tidak, jangan sampai bertamu sekaligus numpang makan siang, makan malam, menginap, mandi, dan sebagainya. Bedakan antara bertamu dan mengungsi.
7. Kapan-kapan berkunjung lagi.
Biasanya tuan rumah akan bertanya, "Kapan ke sini lagi?" Jawab saja, kapan-kapan. Daripada bikin janji tapi tidak ditepati atau tiap hari bertamu (membuat rugi si tuan rumah).
[Sumber diambil dan diedit dari: Majalah Humor, No.6/1997]
Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. (Lukas 14:10)
- Log in to post comments