MENYONTEK
- Read more about MENYONTEK
- Log in to post comments
Dalam ujian, guru menemukan seorang siswanya menyontek. Ia mencoba memperingatkan siswa itu dengan sopan.
Dalam ujian, guru menemukan seorang siswanya menyontek. Ia mencoba memperingatkan siswa itu dengan sopan.
Acong dan temannya sedang menuju antrean tiket menonton pertandingan sepak bola tim dari kota A melawan tim dari kota B. Acong sangat menggandrungi tim dari kota A. Ketika antrean sampai pada teman Acong, terjadilah percakapan berikut ini.
Teman Acong: Berapa harganya?
Penjual tiket: Lima puluh ribu rupiah.
Teman Acong: Mata saya buta sebelah, Pak. Jadi kubayar separuh saja!
Terjadilah debat antara penjual tiket dengan teman Acong. Akan tetapi, si penjual tiket mengalah dan memberi separuh harga kepadanya. Lalu tiba giliran Acong.
Penjual tiket: Mana, lima puluh ribu rupiah!
Acong: Saya juga akan membayar separuh saja.
Penjual tiket: Tidak bisa. Anda tidak buta sebelah!
Acong: Iya, tapi saya cuma memandang tim B dengan "sebelah mata"! (alias meremehkan tim B).
Mobil seorang pendeta terjebak dalam lumpur di sebuah jalanan desa yang sepi. Untunglah seorang petani lewat sambil menuntun kudanya. Sang pendeta meminta tolong agar si petani membantu untuk menarik mobilnya dari lumpur dengan menggunakan kudanya.
"Baiklah, Petir adalah kuda yang kuat," kata petani sambil mengikat kudanya ke mobil pendeta.
Ia kemudian berkata, "Ayo, Hitam! Tarik yang keras!" Petir tidak bergerak. Petani berteriak, "Ayo, tarik yang kuat, Samson!" Petir tetap tidak bergerak. "Kamu pasti bisa. Ayo lebih kencang lagi, Troy! Tarik!" teriak si petani. Petir tetap diam. Petani berseru, "Ayo, Petir! Tarikkkkkk yang kuat!" Akhirnya, Petir dengan susah payah menarik mobil itu. Dan berhasil.
Sang pendeta berterima kasih dan bertanya, "Maaf, kalau saya boleh tahu, kenapa kamu salah memanggil nama kudamu berkali-kali?"
Si petani menjawab, "Petir adalah kuda buta. Kalau ia tahu hanya ia sendiri yang menarik mobil itu, ia tidak akan mau melakukannya."
Saat gladi bersih upacara pernikahan, mempelai pria mendekati pendeta dengan tawaran yang tak biasa.
"Dengar, aku akan memberi Anda $100 jika Anda mau mengubah sumpah nikahnya. Tolong, lewatkan bagian saat aku harus bersumpah untuk 'mencintai, menghormati, menaati, dan setia kepadanya selamanya'. Aku akan sangat menghargainya jika Anda mau melakukannya."
Seorang pemuda datang berkonsultasi kepada pendeta.
Pemuda : "Pendeta, mengapa saya tidak pernah menemukan jodoh saya? Mengapa saya belum pernah berhasil mendapatkan seorang pacar sekali pun?"
Pendeta: "Gadis seperti apa yang kau inginkan?"
Pemuda : "Saya menginginkan gadis yang putih, cantik, tinggi, pintar, perhatian dan mencintai saya."
Pendeta: "Ohhh ... kalau begitu kamu harus melaksanakan ajaran "3B". ´B´ yang pertama adalah ´BERUSAHA´, apakah kamu sudah cukup berusaha?"
Pemuda : "Wah ... yang namanya usaha tuh sudah saya lakukan dengan maksimal. Sudah sangat banyak tempat yang saya lalui demi mendapatkan gadis impian saya itu."
Pendeta: "Kalau begitu kamu harus melaksanakan ´B´ yang kedua, yaitu ´BERDOA´ bila perlu berdoa dan berpuasa."
Pemuda : "Pak Pendeta, setiap hari saya berdoa untuk hal ini, bahkan berpuasa Senin Kamis ...."
Pendeta: "Wah ... mungkin kamu harus melaksanakan ajaran ´B´ yang ketiga."
Pemuda : "Apa itu, Pak?"
Pendeta: "BERCERMIN!"