Kehidupan di biara sangat ketat. Setiap biarawan hanya diizinkan berbicara satu kali setahun, itu pun hanya dalam beberapa patah kata.
Pada hari gilirannya berbicara, seorang biarawan berkata, "Saya ingin agar kali ini, kita sarapan roti dengan telur ...."
Setahun berlalu dan tiba giliran biarawan yang lain untuk berbicara, "Saya lebih senang kalau kita sarapan roti dengan selai ...."
Tahun berikutnya, biarawan ketiga berbicara, "Saya bisa gila kalau kalian terus-menerus bertengkar, hanya untuk persoalan menu sarapan pagi."
[Sumber: "Guyonan Alim"; halaman 36, no. 41]
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. (Mazmur 90:12)
- Log in to post comments