Nasruddin sedang ngobrol dengan teman-temannya. Dia bertanya kepada temannya, "Mana yang lebih penting, bulan atau matahari?"
"Dua-duanya penting donk. Tidak ada yang lebih penting dari yang lainnya," jawab teman-temannya hampir bersamaan.
"Ah, bagiku tuh bulan lebih penting daripada matahari," kata Nasruddin.
"Lho kok bisa?" tanya temannya heran.
Nasruddin menjawab dengan serius, "Malam itu kan gelap, makanya kita membutuhkan bulan sebagai penerang. Kalau siang itu kan terang, jadi kita tidak perlu matahari donk ... !"
Semua teman Nasruddin tertawa tergelak-gelak.
Karena malu segera Nasruddin berkata lagi, "Kalau malam itu memang sangat gelap, dan itu bisa jadi masalah bagi kalian semua kalau hendak berjalan di malam hari apalagi di kampung kita ini belum ada listrik.
Tapi semenjak aku dapat melihat di dalam gelap, malam ataupun siang sama saja. Jadi bulan atau matahari keduanya tidak penting bagi aku."
Salah satu temannya bertanya, "Kalau kamu memang bisa melihat dalam gelap, kenapa aku sering melihat kamu berjalan sambil membawa obor?"
"Oh, itu hanya tindakan melindungi diri, agar orang dapat melihat aku sedang berjalan, dan tidak menabrakku."
ketika pelita-Nya bersinar di atas kepalaku, dan di bawah terang-Nya aku berjalan dalam gelap; (Ayub 29:3)
Sumber: Nasreddin, a Man With Thousands of Ideas, p.35.
- Log in to post comments