Tiga orang lelaki makan siang bersama. Masing-masing membawa bekal dari rumah. Ketika membuka bekal makan siangnya, lelaki pertama berkata, "Ya ampun, rendang lagi, rendang lagi. Kalau besok siang rendang lagi, aku akan terjun dari atap gedung ini."
Lelaki kedua membuka bekalnya dan berkata, "Gudeg lagi, gudeg lagi. Besok kalau bekalku gudeg lagi, aku akan menemanimu bunuh diri."
Lelaki ketiga membuka bekalnya dan berkata, "Bakso lagi deh. Kalau besok makan siangku bakso lagi, aku juga akan ikut terjun dari atap gedung ini."
Keesokan harinya lelaki pertama mendapati rendang dalam bekal makan siangnya. Iapun terjun dan meninggal. Begitu juga lelaki kedua dan ketiga, ketika mereka mendapati gudeg dan bakso dalam bekal makan siang masing-masing, mereka terjun bebas dan meninggal seketika.
Di pemakaman, istri lelaki pertama terus menangis tersedu-sedu menyesali kepergian suaminya. "Aku sama sekali tidak menyadari kalau ia bosan dengan rendang. Dulu ia sangat menyukainya. Kalau saja aku lebih sensitif ...."
Istri lelaki kedua pun tak bisa menyembunyikan kesedihannya. "Aku bisa saja menyiapkan ayam bakar atau sop buntut untuk bekal makan siangnya, tapi ia tak pernah mengeluh dan tidak pernah meminta, jadi aku sama sekali tidak tahu kalau ia bosan sama gudeg."
Semula istri lelaki ketiga diam saja. Tapi ketika semua mata memandangnya, ia berkata, "Kalian jangan memandangku seperti itu, dong. Suamiku kan selalu masak sendiri untuk bekal makan siangnya."
Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya. (Amsal 12:4)
Sumber: Indo-com.
- Log in to post comments