Seorang pemuda yang sangat mengasihi ibunya, akhirnya tak berdaya terhadap kemauan isterinya setelah menikah.
Si Ibu segera diboyong ke rumah yang baru ditempatkan pada paviliun yang nyaman. Lama-kelamaan ibu sakit-sakitan, batuk dan penyakit tua lain mulai menggerogoti tubuhnya. Ani [Istri] dan Andi [anaknya] juga takut ketularan sehingga dibuatnyalah gubuk dibelakang rumah yang mula-mula baik pelayanannya, tetapi ...kemudian service turun sedikit demi sedikit sampai
sebuah batok [tempurung kelapa] diberikan sebagai tempat makannya.
Sang suami seperti acuh dan begitu sibuk dengan pekerjaan sampai lupa mengontrol keadaan si Ibu yang dulu dicintai.
Suatu hari Andi berjalan-jalan dengan orangtuanya di sebuah Taman, terlihatlah oleh Andi sebuah tempurung kelapa dekat selokan bersebelahan dengan tempat sampah yang bau.
Andi spontan mau mengambil tempurung itu. Tetapi Ani, ibunya, melarang. Andi terus merengek minta benda itu, tapi dicegah oleh kedua orang tuanya. Di tengah kebingungannya, Ani bertanya :
" Andi, buat apa tempurung kotor itu??"
"Aku mau simpan buat mama !!", jawab Andi dengan nada merengek.
"Haa... Apa..??!!", sahut kedua orang tuanya keheranan.
Dengan nada merayu, Andi menjawab: "Ya buat mama nanti kalo sudah tua!!"
Si mama bengong ..... bagai disambar petir layaknya.
(Pelajaran hidup : Apa yang kita perbuat kepada orang tua kita itu akan ditiru oleh anak kita. Waspadalah...)
Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. (Keluaran 20:12)
Kiriman: "Raditya" <radit@>.
- Log in to post comments