- Log in to post comments
Ketika saya memikirkan peran dari rasa takut dalam kehidupan sehari-hari, saya berpikir betapa merembesnya hal itu, dan betapa sedikitnya kita menyadarinya bahkan saat rasa takut membentuk pemikiran dan perilaku kita.
Apa yang dilakukan rasa takut? Rasa takut memegang telpon sampai ada panggilan masuk, rasa takut menyembunyikan perhiasan di dalam kantong kertas di bawah bak cuci piring, rasa takut mengulangi setiap kata dari percakapan dengan saudara yang berakhir dengan dingin, rasa takut menghitung kalori, menghitung uang, menghitung malam-malam jauh dari pasangan di rumah. Rasa takut membuat kita selalu ingin tahu tentang teman-teman anak kita, nilai anak kita, masa depan anak kita.
Rasa takut melihat kedua sisi jalan tetapi tetap tidak mau menyeberang; rasa takut melihat dua kali dan tetap tidak melompat. Rasa takut percaya bahwa cacing yang muncul pagi-pagi ditangkap burung, dan bersimpati dengan penyesalan cacing karena tepat waktu. Rasa takut biasanya datang terlambat, tidak dapat dihindarkan pergi lebih awal, dan berakhir dengan tanpa pergi ke mana pun. Rasa takut adalah hantu tangan di belakang leher dan suara pintu yang terbuka di bawah tangga ketika tidak ada yang datang ke rumah.
Rasa takut melakukan segala hal kecuali pergi ke luar dan berbelanja.
Rasa cemas dan takut seringkali menghasilkan hal yang paradoks -– bukan kegagalan -– yaitu menjadi lihai dan cerdik: orang yang paling takut adalah seringkali mereka yang memiliki intelegensi paling imajinatif. Dan, meskipun terkadang rasa takut adalah teman kita, tetapi seringkali tidak lebih daripada musuh yang bertopeng.
Mengapa, ketika diperhadapkan dengan keadaan sosial dan psikologi yang sama, beberapa orang menjadi marah sedangkan yang lain menjadi ketakutan?
Ketakutan adalah sebuah emosi yang sangat memalukan karena apa yang kita takutkan seringkali tampaknya remeh. Seseorang yang merasa takut mungkin ditegur oleh seorang teman, dan disuruh untuk "kendalikan emosi –- siapa pun yang berakal sehat bisa melihat bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kecuali rasa takut itu dapat diterima secara sosial. Kekhawatiran terhadap hal-hal besar tampaknya mulia –- rasa takut terhadap penghapusan nuklir, pengrusakan lingkungan, penderitaan manusia; tetapi rasa takut pribadi sehari-hari –- rasa takut naik lift, rasa malu, takut jikalau baju renang tahun lalu tidak muat -– merayap menginginkan kemuliaan dari rasa takut yang sesungguhnya tetapi tidak pernah benar-benar mencapainya.
Rasa tidak aman tentang hal-hal detail dalam hidup menyebabkan keprihatinan yang berlebihan bagi mereka di dalam kehidupan banyak orang yang kemudian mengijinkan rasa takut mereka akan hal-hal mendetil mengaburkan ancaman yang sesungguhnya bagi kesejahteraan mereka. Contohnya, para wanita dengan rumah yang amat bersih yang menolak pergi ke dokter untuk pemeriksaan mamogram; mereka sepertinya lebih khawatir dengan seprai mereka daripada payudara mereka, tetapi pastinya ini bukanlah alasannya.
Berpindahnya rasa takut dari yang sesungguhnya ke yang imajinasi tidak menghasilkan keyakinan, tetapi rasa perlindungan dari bahaya yang menipu. Bahkan ketika kita tahu bahwa rasa takut imajinasi kita biasanya lebih banyak daripada yang sesungguhnya, kita terus menggantikan rasa takut kita ke yang lain, mungkin bahkan lebih berpotensi menghancurkan emosi dan perilaku. Kita tidak bisa tahan.
Jadi apa yang bisa kita lakukan? Kita bisa memakai humor untuk membandingkan rasa takut kita dengan hal yang mirip untuk memberikan ide yang lebih jelas dan lebih akurat. Humor menyebut isu yang sama sebagai rasa takut, tidak menghilangkan mereka, tetapi menguatkan kemampuan kita untuk menghadapi mereka dan kemudian menertawakan mereka dari luar pintu.
Humor adalah, tentunya, satu hal yang tidak bisa tinggal bersama dengan rasa takut: Tawa menghalau kecemasan, dan bisa menolong menggantikan rasa takut. Tawa adalah bukti keberanian, atau setidaknya perwujudan dari apa yang diharapkan, dan keberanian lebih kuat daripada rasa takut. Kita membutuhkan dosis yang kuat dan sehat dari humor yang intens di dalam kehidupan kita setiap hari. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Psychology Today
Alamat URL: https://www.psychologytoday.com/blog/snow-white-doesnt-live-here-anymore/201304/laughing-the-scary-stuff-humor-and-fear
Judul asli artikel: Humor and Fear
Penulis artikel: Gina Barreca, Ph.D.
Tanggal akses: 4 April 2017