i-Humor

Dua orang koboi sedang bercakap-cakap.

Seorang pria bertubuh kecil yang menjadi saksi suatu kejahatan terlihat ragu-ragu dan gugup pada saat ia dimintai keterangan oleh seorang pengacara.

Dengan suara yang keras pengacara itu bertanya, "Anda sudah pernah menikah?"
"Sudah, Pak." kata saksi tersebut dengan suara yang kecil. "Satu kali."
"Siapa yang Anda nikahi?"
"Seorang perempuan, Pak!"

Pengacara tersebut dengan marah berkata, "Ya tentu saja yang Anda nikahi itu perempuan. Memangnya Anda pernah dengar ada yang menikah dengan laki-laki?"

Sepanjang liburan Natal seorang Profesor memberi tugas kepada semua muridnya untuk membuat puisi dan dikumpulkan pada saat masuk kembali.

Pada saat semua murid telah mengumpulkan tugas, sang Profesor meminta seorang muridnya tinggal di kelas sebentar seusai pelajaran. Sambil memegang kertas tugas murid tersebut, profesor itu bertanya, "Apakah puisi ini kau sendiri yang membuatnya?"

"Setiap kata, Pak!" jawab sang murid bangga.

"Kalau begitu, sungguh suatu kehormatan bagi saya untuk dapat bertemu dengan anda, tuan Wordsworth," sahut Profesor itu sambil tersenyum, "Kupikir anda sudah lama meninggal ribuan tahun yang lalu...."

Setelah terluka lehernya dua kali oleh pisau cukur si tukang cukur, seorang pemuda berkata, "Tolong, kasih aku segelas air minum."

"Ada apa? Kan bibirmu sedang penuh dengan rambut, nanti rambut-rambut akan ikut tertelan kalau kamu minum," kata si tukang cukur keheranan.

"Tapi saya perlu ngecek, apakah leher saya ada yang bocor oleh pisau cukurmu," jawab si pemuda menyindir si tukang cukur.

Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang. (Kolose 4:6)

Sumber: Manna Sorgawi, Mei 1999.

"Dokter, apa yang salah di tubuh saya?."
"Nyonya, anda terlalu gemuk, pupur anda terlalu tebal, lipstik anda terlalu merah, rambut anda perlu dicat, anda terlalu banyak merokok, dan satu lagi..... anda masuk ke ruangan yang salah. Dokter anda di ruangan sebelah. Saya hanya pengantar koran."

Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang. (Kolose 3:25)

Kiriman dari: <putu@>.

Di suatu rumah sakit, pak Kumto sedang dirawat karena menderita suatu penyakit yang mengharuskan dia untuk rawat inap. Pada suatu malam, pak Kumto dibangunkan oleh seorang perawat untuk memberikan sesuatu cairan. "Pak, pak, bangun pak!" kata perawat sambil menepuk-nepuk punggung pak Kumto. "Hmmm, ada apa ya?" tanya pak Kumto agak berang, karena merasa terganggu dari tidur lelapnya. "Sekarang waktunya suntik tidur, pak!" jawab perawat tanpa rasa bersalah.

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23)

Seorang wanita frustasi dengan kebiasaan suaminya yang suka mabuk. Dia memutuskan untuk memberi suaminya pelajaran.

Dia berdandan menyeramkan seperti setan, dan ketika suaminya pulang dari bar, wanita itu melompat dari balik pintu, berteriak sambil tertawa histeris, menakut-nakuti suaminya.

"Kamu tidak bisa menakut-nakutiku," kata si suami yang sedang mabuk itu, "Aku kan menikah dengan kakak perempuanmu!"

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (Kolose 3:16)

Waktu baru aja nikah, Pak Rudy bikin kesalahan besar terhadap Yuli, isterinya. Yuli marah banget. Tetapi Rudy dengan memohon maaf yang sebesar-besarnya ... dan Yuli mau memaafkannya. Walaupun begitu, dari hari ke hari, Yuli selalu aja menyinggung masalah itu. "Yuli sayang," kata Rudy suatu hari karena sudah tidak sabar dengan sindiran Yuli, "kenapa sih masalah itu diungkit-ungkit terus? Komitmenmu kan `mengampuni dan melupakan`?" "Siapa yang bilang aku tidak mengampuni dan melupakan?" jawab Yuli, "Aku tuh cuman gak mau kamu lupa kalau aku adalah seorang isteri yang mengampuni dan melupakan!"

Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang. (Kolose 4:6)