Seorang bos tiba-tiba melakukan kunjungan mendadak ke pabriknya untuk melihat kinerja pegawainya. Di pabrik, ia menemukan seorang pria muda sehat dan segar yang tengah bersandar santai-santai, sementara di ruangan itu semua pegawai sibuk bekerja.
Si bos segera menghampiri pria itu dan bertanya, "Berapa duit kau dapat sebulan?"
Dengan sedikit gugup, pria itu menatap si bos dan menjawab, "Hmm ... dua juta, Pak. Memangnya ada apa, Pak?"
Kemudian, si bos mengeluarkan dompetnya dan mengambil lembaran-lembaran pecahan seratus ribuan dan memberikannya pada pria itu sambil berkata, "Ini gajimu tiga bulan ke depan, enam juta, pesangonmu. Cepat keluar, pergi dari sini, awas, jangan kembali lagi!"
Dengan gugup dan setengah takut, pria itu segera meninggalkan tempat itu tanpa banyak bicara. Lalu, dengan muka berwibawa si bos mendekati pegawai lain yang sejak tadi menyaksikan adegan tersebut. "Itulah nasib pekerja yang santai-santai di pabrik saya. Saya berhentikan saat ini juga. Tidak ada tawar-menawar. Kalian semua mengerti? Adakah yang tahu dari divisi mana pemuda itu?" tanyanya.
Suasana menjadi hening sampai akhirnya seorang staf menjawab dengan sedikit ketakutan, "Ia tidak bekerja di sini, Pak. Ia adalah penjual es keliling yang menunggu gelas dari es yang sedang kami minum."
[Sumber kiriman dari: Septi Sawandi P. ]
Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh. (Pengkotbah 7:9)
- Log in to post comments