- Log in to post comments
Jika Allah menciptakan manusia dalam gambar-Nya (Kejadian 1:27) dan kita punya kemampuan untuk menikmati humor atau menghargai sebuah lelucon, masuk akal jika Allah juga memiliki selera humor! Anda dapat mengatakan bahwa kita mewarisi selera tersebut dari Bapa Surgawi kita. Lihatlah beberapa binatang yang Allah ciptakan (Aku sedang melihatmu, sapi laut), dan akan jelas bahwa Allah menciptakan beberapa tumbuhan dan binatang yang terlihat lucu. Dan, apakah Anda ingat ketika Allah menggunakan keledai untuk berbicara kepada Bileam (Bilangan 22:21-39)?
Selera Humor/Lelucon Allah dalam Alkitab
Kita pasti bisa menemukan contoh-contoh bahwa Allah memiliki selera humor di dalam Alkitab. Cerita berikut ini adalah favorit saya dan mendeskripsikan bagaimana Allah merespons kepada bangsa Filistin yang mencuri Tabut Perjanjian dari bangsa Israel:
"Sesudah orang Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari Eben-Haezer ke Asdod.
"Orang Filistin mengambil tabut Allah itu, dibawanya masuk ke kuil Dagon dan diletakkannya di sisi Dagon.
"Ketika orang-orang Asdod bangun pagi-pagi pada keesokan harinya, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN; lalu mereka mengambil Dagon dan mengembalikannya ke tempatnya.
"Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi-pagi, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN, tetapi kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu, hanya badan Dagon itu yang masih tinggal.
"Itulah sebabnya para imam Dagon dan semua orang yang masuk ke dalam kuil Dagon tidak menginjak ambang pintu rumah Dagon yang di Asdod, sampai hari ini."
—1 Samuel 5:1-5
Tidakkah hal itu sedikit lucu ketika Allah memilih untuk meletakkan Dagon dengan posisi menunduk ketimbang hanya memusnahkan kuil Dagon? Itu seperti Dia sedang menertawakan kebodohan orang-orang yang menentang Dia.
Tidak ada satu pun yang Allah lakukan yang bertentangan dengan karakter-Nya, dan selera humor Allah akan selalu membawa kemuliaan kepada-Nya. Izinkan saya mengambil waktu sebentar untuk memperjelas hal ini: Allah tidak bersikap berengsek dengan mengolok-olok orang-orang yang menentang Dia (Mazmur 59:7-9). Segala kemuliaan adalah karena Dia, dan orang-orang yang menentang Dia sedang mencoba untuk mengambilnya dari Allah. Allah tidak bersukacita dalam ketidaktaatan para penentang-Nya, bahkan jika mungkin Dia mengolok-olok mereka. Dia memiliki hak untuk itu, tetapi, sebaliknya, Dia selalu ingin melihat mereka berbalik kepada-Nya (Matius 23:27-28).
"Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?"
—Yehezkiel 33:11
Dan, hal ini membawa kita kepada perbedaan antara selera humor manusia dan Tuhan. Ketika Tuhan menggunakan olok-olok, Dia bisa karena segala kemuliaan adalah karena Dia. Ketika kita menggunakan olok-olok, itu tidaklah pantas karena kita tidak memiliki hak untuk itu. Manusia tidak berada pada level yang sama dengan Allah.
Apakah definisi yang saya punya tentang lucu sama dengan definisi yang Allah punya?
Tentu saja, banyak dari hal-hal yang disebut lucu oleh dunia tidak benar-benar lucu sama sekali, melainkan kasar dan mentah dan tidak seharusnya memiliki bagian dalam kehidupan Kristen (Kolose 3:8). Selain itu, humor apa pun yang dilakukan dengan mengorbankan perasaan orang lain, yang hanya membuat mereka menangis dan bukannya membangun mereka, juga merupakan sesuatu yang Allah katakan supaya tidak kita lakukan (Kolose 4:6; Efesus 4:29).
Jika humor Anda ringan, tidak melukai Anda (mencela diri sendiri) atau orang lain (menjatuhkan atau tidak menghormati; bahkan orang yang tidak berada di sana), dan tidak bertentangan dengan hukum-hukum Allah untuk kehidupan kita (dengan cara yang serius), humor itu sangat baik.
Bagaimana dengan Sarkasme?
Sarkasme ringan dan lelucon tajam bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk menggunakan kecerdasan yang Allah berikan kepada kita. Humor bisa menjadi cara yang hebat untuk menyemangati teman atau membawa kesenangan pada situasi yang terlalu serius (jika pantas, tentunya). Allah bisa memakai Anda untuk mendorong dan membawa sukacita kepada orang lain dengan hati dan humor yang Allah berikan kepada Anda. Namun, senda gurau yang mengorbankan orang lain bukanlah penggunaan karunia humor sebagaimana yang dimaksudkan oleh Tuhan. (Amsal 26:18-19).
Kapankah humor itu bersifat tidak pantas?
Bersikaplah cerdas tentang situasi-situasi yang berbeda dan pantas atau tidaknya humor pada waktu itu. Kolose 4:6 mengatakan, "Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang."
Selalu miliki kendali atas diri Anda sendiri dan perkataan-perkataan Anda karena lidah adalah senjata yang tercepat dan terkadang menyerang bahkan sebelum kita menyadari apa yang terjadi. Yakobus 3:8 mengatakan bahwa lidah adalah "sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan," sehingga kita harus terus menjinakkannya!
Ketika ragu, mintalah hikmat kepada Roh Kudus sebelum memasuki sebuah situasi ketika mungkin itu bukanlah waktu yang baik untuk mempraktikkan kecerdasan Anda. Alkitab mengatakan bahwa Roh Kudus akan membimbing Anda dan menolong Anda mengetahui kebenaran Allah (Yohanes 16:13).
Ya, Allah memberikan kita kemampuan untuk menghargai humor dan berbagi lelucon dengan teman-teman kita. Tertawa bukanlah sebuah dosa! Namun, kita juga perlu waspada terhadap perkataan kita sendiri, perasaan orang lain, dan situasi-situasi yang berbeda ketika humor mungkin, atau mungkin tidak, pantas. (t/Odysius)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | 412teens.org |
Alamat situs | : | http://412teens.org/qna/does-God-have-a-sense-of-humor.php |
Judul asli artikel | : | Does God Have a Sense of Humor? |
Penulis artikel | : | Heidi Joelle |
Tanggal akses | : | 21 Juni 2017 |