Seorang pengacara dari kota besar dipanggil untuk menangani kasus antara seorang petani dan sebuah perusahaan kereta api. Petani itu menyatakan bahwa sapinya yang mahal harganya, hilang dari ladang yang dilewati kereta api milik perusahaan tersebut. Ia menuntut ganti rugi sebesar harga sapi itu.
Dalam persidangan, dengan lihai pengacara menyetir pembicaraan sehingga petani itu terpojok. Petani itu akhirnya setuju menerima ganti rugi separuhnya saja.
Setelah petani itu menerima ganti rugi, pengacara tak tahan untuk menyombongkan kesuksesan kecilnya. Ia berkata pada petani itu, "Pak, sebenarnya saya tidak mungkin memenangkan kasus ini. Penjaga kereta api tertidur dan masinisnya berusaha mengerem ketika kereta itu melewati ladang Bapak. Namun, yah, begitulah!"
Petani itu menjawab, "Begini, Anak Muda, saya sendiri juga berpikir tidak mungkin memenangkan kasus ini. Sapi saya sudah pulang ke kandangnya tadi pagi!"
[Sumber diambil dan disunting dari: Senyum Itu Dosa Ketawa Masuk Surga, 39--40]
Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau.
(Amsal 3:29)
- Log in to post comments