Di sebuah hutan terdapat raja hutan (singa) yang merasa dirinya hebat. Dan untuk melegalisasikan kehebatannya, maka si singa bertanya kepada sebagian penghuni hutan. Bertanyalah si singa kepada seekor gorila.
Singa
|
:
|
"Hai gorila, siapakah yang paling gagah di hutan ini?"
|
Gorila
|
:
|
"Anda tuan ku."
|
Banggalah si singa mendengar itu. Kemudian ia bertemu dengan seekor banteng.
Singa
|
:
|
"Hai banteng, siapakah yang paling gagah dan hebat di hutan ini?"
|
Banteng
|
:
|
"Sudah tentu Anda."
|
Mendengar jawaban-jawaban dari sebagian hewan yang ia temui, merasa sombonglah si singa. Kemudian ia berjalan kembali, dan di tengah jalan ia bertemu dengan seekor gajah.
Singa
|
:
|
"Hai gajah, siapakah yang paling gagah dan perkasa di hutan ini?"
|
Tetapi gajah tidak menjawab, dan di luar dugaan si singa, gajah langsung menghajar dan menginjak-injak singa hingga babak belur.
Kemudian gajah berlalu meninggalkan si singa. Dan dengan badan yang sudah babak belur, singa berkata kepada gajah, "Kalau nggak tahu jawabannya jangan marah gitu dong ...."
Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain. (1 Korintus 4:6)
Sumber: Kiriman dari Rudi Cahyadi <arcibar@>.
- Log in to post comments