Udin yang tinggal di sebuah pelosok desa punya maksud pengen segera ´married´. Di suatu malam Udin tidak bisa membendung keinginannya itu dan menyampaikannya kepada ayah dan ibunya.
"Udin, anakku," jawab ibunya, "Kamu belum bisa menikah, soalnya kamu adalah anak kesayangan kami!"
"Tapi, Nyak," protes Udin, "Umurku udah 38 tahun minggu lalu. Masak belum boleh nikah, sih?"
"Iya, iya! Kami tahu, sayang," sahut ayahnya, "Tapi Nyak dan Babe pikir, kamu harus menamatkan SMU-mu dulu baru boleh nikah!"
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkhotbah 3:11)
Sumber: Kiriman dari Septian <tyan@>.
- Log in to post comments