Sarjo melamar pekerjaan sebagai penjaga lintasan kereta api. Dia diantar menghadap Pak Banu, kepala bagian, untuk tes wawancara.
"Seandainya ada dua kereta api berpapasan pada jalur yang sama, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Pak Banu, ingin mengetahui seberapa cekatan Sarjo.
"Saya akan pindahkan salah satu kereta ke jalur yang lain," jawab Sarjo dengan yakin.
"Kalau handle untuk mengalihkan rel-nya rusak, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Pak Banu lagi.
"Saya akan turun ke rel dan membelokkan relnya secara manual."
"Kalau macet atau alatnya rusak bagaimana?"
"Saya akan balik ke pos dan menelepon stasiun terdekat."
"Kalau teleponnya lagi dipakai?"
"Saya akan lari ke telepon umum terdekat?"
"Kalau rusak?"
"Saya akan pulang menjemput kakek saya."
"Lho?" tanya Pak Banu heran dengan jawaban Sarjo.
"Karena seumur hidupnya yang sudah 73 tahun, kakek saya belum pernah melihat kereta api tabrakan..."
[Sumber: (IjL)]
"Akal budi yang baik mendatangkan karunia, tetapi jalan pengkhianat-pengkhianat mencelakakan mereka." (Amsal 13:15)
- Log in to post comments