Soal bangga membanggakan harta kekayaan, sudah hal biasa bagi warga di sebuah desa. Suatu hari Bik Sitti ke pasar. Tentu saja dengan perhiasan melilit di badannya.
"Berapa itu, Mang?" tanyanya pada penjual ikan.
"Yang mana?" tanya si pedagang. Mata pedagang tidak ke arah ikan yang ditunjuk, melainkan ke tangan Bik Sitti yang sedang menunjuk ikannya.
"Yang paling ujung itu!" kata Bik Sitti sambil kembali menggerakkan tangannya. Mata pedagang ikan kembali melotot lagi ke arah tangan Bik Sitti. Ketahuan sebabnya. Bik Sitti menunjuk bukan dengan jari telunjuk seperti biasa, tapi dengan jari manis yang dilingkari cincin berlian.
"Hmmmm, kalau yang itu ... limooo ribuuuu sekiloooo," ujar si pedagang sambil memonyongkan mulut dengan bibir atas sebelah kiri terangkat.
Kali ini Bik Sitti yang tersedak. Soalnya gigi pedagang itu berlapis emas!
Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (2 Timotius 3:2)
Sumber: Humor Indonesia, no. 27, p. 28.
- Log in to post comments