- Log in to post comments
Beberapa tahun yang lampau, Norman Cousins, seorang warga Amerika, menderita suatu penyakit yang serius sehingga membutuhkan perawatan rumah sakit yang intensif. Dalam masa yang sulit itu, ia menghabiskan waktunya hari lepas hari menonton video film-film lucu yang membuatnya tertawa terbahak-bahak. Suatu hal yang aneh terjadi. Perlahan-lahan ia pun pulih dari penyakitnya yang serius itu hingga akhirnya ia sembuh secara total. Kesembuhannya itu, ia percaya, adalah sebagai akibat atau pengaruh dari film-film lucu yang ditontonnya yang sangat menghibur hatinya. Norman Cousins pun mengabdikan sisa hidupnya menyelidiki pengaruh hati yang gembira terhadap kesehatan tubuh manusia.
Beberapa ribu tahun yang lalu, firman Tuhan sudah mengungkapkan butir kebenaran yang diamati oleh Norman Cousins tersebut. Perhatikanlah baik-baik. "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang" (Ams.17:22). Ada satu lagi yang juga mencuatkan kebenaran sorgawi yang kekal. " Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat" (Ams. 15:13). Semua ini menunjukkan kaitan yang erat antara hati yang gembira dengan kesejahteraan jasmani kita.
Di Amerika Serikat, jam berkunjung di rumah sakit biasanya sangat fleksibel (kecuali untuk perawatan intensif dan khusus). Saya dapat mengunjungi istri saya dan menengok bayi kami kapan saja tanpa dibatasi jam berkunjung. Gagasan yang melatarbelakangi kebijakan ini tidak terlepas dari pemahaman bahwa orang yang sakit membutuhkan perhatian dari orang-orang yang dekat dengannya. Sanak keluarga dan orang-orang yang dikasihi si sakit, sesungguhnya adalah rekan para dokter dan perawat yang dapat berpartisipasi dalam proses pemulihannya.
Hati yang gembira dan pandangan yang positif menaikkan daya tahan tubuh kita. Sebaliknya, semangat yang patah menurunkan daya tahan tubuh.
Sumber: http://www.sabda.org/c3i/>