Pak Arifin, seorang guru SD yang kreatif namun pelupa, suatu saat mendongeng pada murid-muridnya. "Anak-anak... Pada suatu hari di sebuah hutan, ada pemuda yang suka berburu. Ia bernama Malin Kundang..." Seorang muridnya yang kritis, tahu kalau Pak Arifin keliru, sehingga ia menyela, "Maaf, Pak... Pemburu itu kan mestinya ..."
"Ssssttt... Jangan memotong dulu... Kalau mau bertanya nanti saja..." potong Pak Arifin. "Nah, saya teruskan ya... Suatu hari si Malin Kundang sedang berburu, dan di tengah hutan ada suatu telaga. Nah, di tengah telaga itu dia melihat tujuh bidadari dari balik sebuah pohon besar."
Sementara murid-muridnya mulai senyam-senyum, sadarlah Pak Arifin bahwa ia keliru. Tapi ia terlalu gengsi untuk mengakui kesalahannya. Setelah berpikir sejenak, ia pun mendapat ide cemerlang...
"Namun kemudian salah seorang bidadari terkejut melihatnya dan berseru: Hei Malin Kundang, ngapain kamu di situ? Seharusnya kan Jaka Tarub yang ngintip kami di situ..."
[Sumber diambil dan disunting seperlunya dari: Guruku Super Lucu, 52-53]
Pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran. (Roma 2:20)
- Log in to post comments