Usman Chaniago, supir camat di Payakumbuh, minta berhenti karena akan merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib.
Mula-mula dia bekerja sebagai pedagang keliling di Tanah Abang.
Setelah dapat mengumpulkan sedikit modal, dia mulai pula menggelar dagangannya di pinggir jalan di Tanah Abang. Nasib rupanya memihak kepadanya, beberapa tahun kemudian dia berhasil memiliki kios kain di dalam pasar. Dia pun berkeluarga dan memiliki 2 anak.
Tahun ini dia membangun rumah di Depok, di lingkungan perumahan dosen UI. Karena tetangganya semua akademisi, macam-macam gelarnya, ada Prof., ada Phd. dll. Usman merasa malu kalau papan namanya tidak tercantum gelar seperti tetangganya. Dibuatlah papan nama dari perak, dipesan dari Kota Gadang, dengan nama DR. Usman Chaniago MSc.
Ketika ayahnya datang berkunjung, sambil bangga dia bertanya di mana anaknya kuliah, sebab setahu dia, Usman hanya berdagang. Dengan malu- malu Usman menerangkan gelarnya di papan nama:
"Disiko Rumahnyo Usman Chaniago Mantan Supir Camat."
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:18)
Kiriman dari: Fidelis Sirumahombar <fsir2014@>.
- Log in to post comments