Ny. Netty Gembull akan menikahkan anaknya. Ia pergi ke rumah Nyah Sedap Ahlu, pembuat kue yang tersohor. Ketika Ny. Netty datang, Nyah Sedap baru saja merampungkan pesanan dari langganannya yang berselera ningrat. Maka serta merta Nyah Sedap yang baik hati itu memberikan contoh kuenya, dengan harapan agar Ny, Netty Gembull akan memesan kue yang sama.
"Nah Ny. Netty silakan mencicipi dulu! Pasti Nyonya akan memilih kue ini, meskipun harganya agak mahal. Namanya saja pesta, kan harus lebih istimewa daripada hari-hari biasa."
"Aduh, terima kasih! Maaf saya sedang diet. Saya percaya, pasti kuenya enak."
"Kalau begitu tunggu sebentar ya, saya buatkan sari buah saja," kata Nyah Sedap.
"Ya, bolehlah, terima kasih."
Nyah Sedap meninggalkan Ny. Netty Gembull sendirian di ruang tamu.
Empat potong kue istimewa masih tergolek seolah-olah melambai mengundang selera. Dan rupanya Ny. Netty tergoda juga. Maka dicoleknya rhum manis yang ada di atas kue itu.
Wuah...bukan main enaknya, pujinya dalam hati. Rhum manis yang telah dicicipinya itu telah membakar rasa pengen mencicipi kuenya juga. Mata Ny. Netty melirik ke ruang dalam.
Oohh, Nyah Sedap sedang sibuk di belakang, pikirnya. Kalau begitu kuenya akan aku ambil sepotong, dan yang lainnya akan kutata sedemikian rupa supaya tidak kentara.
Tangan ringan Ny. Netty menjulur maju. Tetapi tiba-tiba ....
"Ohh, Nyonya sudah nggak diet lagi, ya?" Rupanya suami Nyah Sedap masuk ke ruang tamu.
Apa boleh buat! Ny. Netty harus berkilah, "Ah ... nggak kok! Cuma pengen megang-megang doang."
Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu. (Ibrani 13:9)
Sumber: Senyum Sana-Sini (Harsono Kelop & Andreas Sudarsono), p.84.
- Log in to post comments