Baru-baru ini, saya sekeluarga pergi berkunjung ke sebuah museum telekomunikasi. Di dalam museum itu terdapat sebuah pesawat telepon model lama berikut papan sambungannya.
Untuk bisa menghayatinya, para pengunjung museum diperbolehkan untuk mencoba menggunakannya dengan bebas secara bergiliran. Sesudah menyaksikannya dengan penuh perhatian, Sofia, anak perempuan saya yang berumur 4 tahun, merasa sangat tertarik.
Kami mencoba menjelaskan kepadanya, "Beberapa puluh tahun yang lalu, ketika kita ingin menelepon seseorang, kita harus menghubungi operator terlebih dahulu untuk memintanya menancapkan kabel telepon ke suatu steker tertentu. Dengan demikian, telepon yang kita minta itu baru bisa disambungkan."
Istri saya berpura-pura sedang mengoperasikan sentral telepon. Sofia menyusul mengangkat gagang telepon antik itu dan bertanya: "Mami, bisakah Mami membantu agar aku dapat tersambung kepada internet?"
[Diambil dan disunting seperlunya dari: http://www.ketawa.com/2013/06/8980-cara-menelepon-pada-masa-lampau.html]
"Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!" (1 Korintus 14:20)
- Log in to post comments