Pada suatu hari ada seorang pedagang kaya yang ingin mengadakan hajatan untuk putranya. Untuk keperluan itu ia datang ke seorang bandar ayam dan memesan 100 ekor ayam.
Pedagang kaya
|
:
|
"Saya ingin memesan 100 ekor ayam untuk besok, ini alamat saya (seraya memberikan kartu namanya)."
|
Bandar ayam
|
:
|
"Baik tuan, akan saya suruh anak buah saya untuk mengantarkan ke rumah tuan."
|
Sepulangnya si pedagang kaya, bandar ayam tersebut langsung memanggil seorang anak buahnya yang bernama Joni dan memberikan instruksi ....
Bandar ayam
|
:
|
"Joni, tolong antarkan 100 ekor ayam besok ke alamat ini." [sambil memberikan kartu nama si pedagang kaya]
|
Joni
|
:
|
"Nganterin ayam-ayam? Beres Tuan!"
|
Besoknya dengan mengendarai sepeda motor si Joni pergi mengantarkan 100 ekor ayam tersebut. 50 ekor diletakkan di sebelah kanan dan sisanya 50 ekor lagi diletakkan di sebelah kiri. Akan tetapi malangnya, di tengah perjalanan dia terjatuh dari sepeda motornya, dan ayam-ayam yang dia bawa langsung lepas dan lari berhamburan. Orang- orang ramai berdatangan untuk mengetahui keadaan si Joni. Tetapi si Joni malah tertawa terbahak-bahak. Seseorang di antara orang-orang yang datang bertanya, mungkin ia merasa khawatir karena melihat si Joni yang tertawa-tawa ....
Orang yang datang
|
:
|
"Mas, mas nggak apa-apa kan ...? Kepalanya nggak sakit kan ?"
|
Joni
|
:
|
"Ha ... ha ... ha ... !"
|
Orang yang datang
|
:
|
"Mas, kenapa Mas?"
|
Joni
|
:
|
"Ha ... ha ... ha ..., dasar ayam-ayam goblok, mau pada kemana lu? Alamatnya kan ada di gue ... Hua ... ha ... ha ... ha ....!"
|
Siapa bijak hati, memperhatikan perintah-perintah, tetapi siapa bodoh bicaranya, akan jatuh. (Amsal 10:8)
Sumber: Kiriman dari Devina Logito <devina@>.
- Log in to post comments