Sebotol Anggur
- Read more about Sebotol Anggur
- Log in to post comments
Sepasang turis sedang makan malam di sebuah restoran mewah di Paris. Setelah menunggu selama sejam, sang suami berhasil memanggil seorang pelayan.
Sepasang turis sedang makan malam di sebuah restoran mewah di Paris. Setelah menunggu selama sejam, sang suami berhasil memanggil seorang pelayan.
Pada suatu hari, di sebuah kota sedang diselenggarakan suatu konferensi pemuda yang cukup besar dan dihadiri oleh peserta dari berbagai daerah. Selain sebagai peserta, di antara semua yang hadir, terdapat pula beberapa orang yang membuka stan untuk memperkenalkan produk-produk mereka.
Ibu Sri yang baru mendapat uang setelah menjual ikan di pasar Sigli, segera pergi ke apotek untuk membeli vitamin untuk anaknya yang berusia dua tahun.
Suatu malam ada 3 orang pemabuk naik taksi. Karena si sopir taksi tahu mereka sedang mabuk berat, dia hanya menyalakan mesin lalu mematikannya lagi.
Sopir: Udah sampai mas.
Pemabuk 1: (Keluar dan memberikan uang lima ribu rupiah.)
Pemabuk 2: Terima kasih (sambil keluar dari taksi).
Pemabuk 3: Woi, Pak!
Sopir taksi takut kalau-kalau dia ketahuan bohong.
Sopir: (Gemetaran) Kenapa, Mas?
Pemabuk 3: Kalau bawa taksi jangan ngebut-ngebut dong, Pak. Aku hampir mati ketakutan, nih!
Seorang anak kecil yang memiliki uang seribu rupiah mendatangi abang tukang cendol.
Anak: Bang, beli cendol seribu rupiah!
Abang tukang cendol mengambil gelas dan hanya mengisi setengah gelas.
Anak: Bang, kok cuma setengah gelas?
Abang: Duit kamu cuma mampu segitu, Dek.
Anak: Wah, jangan gitu dong, Bang. Abang tidak tahu ya, pembeli adalah raja!
Abang: Owalah, Dek. Raja kok beli cendol.
Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, seorang pengacara yang masih mabuk oleh minuman keras menabrak mobil yang berada di depannya. Pengacara ini keluar dari mobilnya dan dengan gayanya yang khas ia berkata, "Anak muda, nampaknya kau berada dalam masalah besar. Aku seorang pengacara!" Si sopir mobil yang ditabrak membuka kaca pintu mobilnya lalu berkata, "Nampaknya kau yang dalam masalah. Aku seorang hakim!"
Pada suatu malam, Wrekso dan Marto mabuk berat. Mereka menabrak sebuah dinding tinggi.
Wrekso berkata, "Bagaimana kita bisa melewatinya?"
Marto menjawab, "Yah, aku akan mengarahkan cahaya senter ini ke atas sana dan kau memanjat mengikuti cahaya senter."
Wrekso berkata, "Enggak mau, ah! Jangan-jangan kalau aku sampai di tengah, senternya kau matikan."
Seorang mahasiswa yang bertubuh kurus meninggalkan mejanya sejenak untuk menukar pesanannya dengan lain makanan. Ia tahu restoran itu sangat laris, dan setiap ada meja kosong langsung diserbu tamu.
Ketika si pelajar itu kembali, ternyata tempatnya sudah diduduki seorang pemuda tinggi dan berbadan besar.
"Maaf," ujarnya dengan sopan, "Anda telah menduduki tempat saya."
"Oo ya?" dengus si badan besar dengan pandangan tajam, "Apa kamu bisa membuktikan bahwa ini tempat dudukmu!"
"Tentu saja bisa," kata si mahasiswa, "Anda lihat, saya telah meninggalkan es krim di kursi yang Anda duduki."
Suatu hari di Monas, Jhody yang mabuk miras menghentikan taksi. Setelah taksi berhenti, Jhody masuk ke dalamnya.
Jhody: "Pak, antar saya ke Monas!"
Sopir taksi: "Lho, di sini kan Monas?" kata si sopir keheranan.
Kemudian Jhody yang mabuk itu keluar lagi dari taksi sambil memberikan uang sepuluh ribu pada si sopir. Lalu Jhody berkata: "Pak, lain kali kalau mengantar orang jangan cepat-cepat ya..."
Pada suatu siang, di tengah cuaca yang sedang panas terik, seorang laki-laki brewok berniat membeli cendol untuk melepas dahaga.