Seorang wanita muda membawa pulang tunangannya untuk bertemu orang tuanya. Setelah makan malam, sang ibu memberi tahu ayahnya untuk mencari tahu tentang sang pemuda. Sang ayah kemudian mengajak calon menantunya ke ruang kerjanya untuk minum teh bersama.
"Jadi, apa rencanamu?" tanya sang ayah pada anak muda itu.
"Saya adalah seorang pendeta," jawabnya.
"Pendeta ...? Hmmm ...," kata sang ayah. "Mengagumkan, tapi apa yang akan kamu lakukan untuk memberikan rumah yang bagus bagi putriku, seperti yang ia rasakan selama ini?"
"Saya akan terus belajar," sahut si pemuda, "Dan, Tuhan akan menyediakannya bagi kita."
"Dan, bagaimana kamu akan membelikan sebuah cincin pertunangan yang indah, yang layak ia dapatkan?" tanya sang ayah pula.
"Saya akan berkonsentrasi pada pelayanan saya," sahut si pemuda, "Tuhan akan menyediakannya bagi kita."
"Dan, anak-anak?" tanya ayahnya lagi. "Bagaimana kamu akan membiayai anak-anak?"
"Jangan khawatir, Pak, Tuhan akan selalu menyediakannya," jawab sang tunangan.
Dan, setiap kali ayahnya bertanya, pemuda yang idealis itu bersikeras bahwa Tuhan akan menyediakan segala sesuatunya.
Kemudian, ibu bertanya, "Bagaimana hasilnya, Sayang?"
Jawab ayah, "Dia tidak memiliki pekerjaan dan juga rencana, tapi kabar baiknya adalah dia mengira aku Tuhan."
[Sumber: http://eposlima.blogspot.com/2013/01/cerita-humor-ahli-agama-dan-calon-mertua.html]
Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. (2 Tesalonika 3:10)