Pada suatu hari, tiga orang bapak bercakap-cakap mengenai anak siapa yang paling jago bermain.
Bapak pertama berkata, "Anakku, Bejo, selalu bisa menerbangkan layang-layang paling tinggi."
Bapak kedua, tak mau kalah, berkata, "Marijo, anakku, jago sekali bermain kelereng. Kelerengnya selalu bertambah setiap kali ia pulang bermain dengan teman-temannya."
Bapak ketiga, sambil menggeleng-geleng berkata, "Anak kalian pasti tidak ada apa-apanya dibanding anakku dalam permainan petak umpet. Teman-temannya bahkan sampai tidak mau lagi bermain jika ia datang."
Kedua bapak lainnya langsung terkagum-kagum, mengira bahwa Paijo sangat ahli bermain petak umpet.
"Anakmu selalu bisa menemukan tempat persembunyian teman-temannya?" tanya Bapak Bejo.
"Dia tidak pernah ditemukan ketika sedang bersembunyi?" tanya Bapak Marijo.
"Tidak," kata Bapak Paijo. "Dia hanya tidak pernah bersembunyi ataupun mencari teman-temannya ketika bermain petak umpet, melainkan langsung pulang ke rumah sementara yang lain bersembunyi."
[Sumber: Kiriman dari N. Risanti]
“Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.”
—Mazmur 127:3
- Log in to post comments