Sebagai kepala sekolah di sebuah asrama yang sangat disiplin, maka aku menerapkan peraturan ketat yang harus dituruti, termasuk larangan untuk membawa binatang peliharaan apa pun juga. Tapi hal itu berubah ketika aku menemukan seekor anak kucing di ruang kerjaku. Aku sendiri jadi tidak mematuhi peraturan yang sudah kubuat. Secara sembunyi- sembunyi aku memelihara kucing itu di ruanganku.
Selain aku, mahasiswa-mahasiswa baru yang kamarnya bersebelahan dengan ruanganku ternyata mengetahui apa yang kulakukan. Tapi untunglah, mereka malah berjanji akan merahasiakan hal ini dan menyarankan untuk menyamarkan panggilan kucingku dengan sebutan "Buku".
Suatu pagi aku pergi ke luar asrama bersama dengan kucingku yang kutaruh dalam ransel tertutup agar tidak diketahui oleh mahasiswa dan dosen-dosen yang lain. Tiba-tiba seorang mahasiswa yang ruangannya sangat jauh dari ruanganku berkata, "Pagi-pagi begini Anda bawa-bawa buku mau kemana, Pak?"
Aku mengatakan bahwa aku akan membawa "Buku" ke dokter hewan. "Si Buku diam terus dari tadi malam, dan tidak mau makan," jelasku pada mahasiswa itu.
Dengan wajah melongo mahasiswa tadi menatap wajahku dan berkata, "Bapaklah yang perlu ke dokter!"
"Haruslah engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia kewajibanmu terhadap Dia dengan senantiasa berpegang pada segala ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan perintah-Nya. (Ulangan 11:1)
Sumber: DafterLafter.
- Log in to post comments