Seperti biasa, setiap kali setelah selesai kebaktian, pendeta berdiri di depan pintu gereja untuk bersalaman dengan seluruh jemaat.
"Terima kasih, Pak Pendeta," kata seorang pemuda. "Khotbah Bapak tadi bagus sekali."
Pendeta mengerutkan keningnya dan memandang pemuda itu, yang berjalan terus sampai di halaman.
"Kasihan dia," kata pendeta lirih.
Seorang diaken yang mendengarnya segera mencari tahu. "Kenapa dengan pemuda itu, Pak?"
"Bagaimana dia tahu khotbah saya bagus kalau sejak kebaktian dimulai, dia tidur?"
[Sumber: Buku "Senyum sana-sini"; Halaman 139]
Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:40-41)
- Log in to post comments