Seorang pendeta tinggal di sebuah kompleks perumahan yang sangat sederhana. Lokasi rumahnya berdempetan. Suatu siang, ia didatangi tetangganya, "Pak Pendeta, saya mohon maaf. Kami sedang memasang hiasan dinding di rumah kami. Maaf kalau suara palunya menganggu istirahat Bapak."
Pak pendeta tersenyum dan menjawab, "Tenang saja, Bu. Saya juga hendak ke rumah Ibu. Saya mau mohon izin."
Si tetangga bingung, "Izin apa, Pak?"
Pak Pendeta menjawab, "Saya mau mohon izin menggunakan ujung paku yang Ibu gunakan. Karena tembus ke sini, jadi mau saya pakai untuk menggantung lukisan saya."
[Sumber diambil dan disunting dari: Senam Mulut Bikin Imut, 96]
Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. (Amsal 3:29)
- Log in to post comments