Selama beberapa tahun terakhir ini, pendeta Abraham membiarkan wajahnya ditumbuhi janggut, kumis dan cambang yang lebat. Pada suatu hari semua itu dicukurnya habis. Sepulangnya dari tukang cukur, dia melihat putranya bermaim di depan rumah. Dia ingin tahu apakah putranya masih mengenali wajahnya yang sekarang licin. Karena itu, ia bertanya pada putranya, "Nak, dimana ya rumah pendeta Abraham?" Dengan ketakutan anaknya berlari masuk ke dalam rumah dan kemudian berteriak,
"Mama! mama! Papa telah mencukur brewoknya dan kini dia menjadi lupa dimana rumah kita!"
Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat. (1 Yohanes 2:14)
Sumber: Hati yang Gembira adalah Obat yang Manjur, p. 49.
- Log in to post comments