Pendeta dan Seorang Ateis
- Read more about Pendeta dan Seorang Ateis
- Log in to post comments
Pendeta dan Seorang Ateis
Download Audio
Pendeta dan Seorang Ateis
Download Audio
Pasukan Tuhan
Download Audio
Tuhan Memang Luar Biasa
Download Audio
Seorang pengkhotbah memberi tahu umatnya, "Minggu depan, saya berencana untuk menyampaikan khotbah tentang dosa kebohongan. Untuk membantu Anda memahaminya, saya ingin Anda semua membaca Markus pasal 17."
Seorang pendeta pergi untuk mengunjungi salah satu anggota jemaatnya. Ia mengetuk pintu beberapa kali, tetapi tidak ada seorang pun yang menjawabnya.
Lina pulang dari gereja dengan wajah cemberut. Dia merasa bahwa hari ini adalah hari yang tidak baik untuknya.
"Kenapa wajahmu masam, Nak?" tanya bapaknya.
Lina menjawab, "Tadi saya tidak bisa menjawab pertanyaan guru sekolah minggu, Pak."
"Memangnya, apa pertanyaan gurumu?" tanya bapaknya lagi.
"Guru saya bertanya di mana letak Galilea."
"Oh, gitu. Ya sudah. Tidak usah sedih. Lain kali kalau meletakkan sesuatu, ingat baik-baik tempatnya, ya," kata bapaknya sambil mengelus kepala anaknya.
Jono pengkhotbah muda. Dengan semangat Jono berkata,
"Kalau ditampar pipi kirimu, berikan pipi kananmu!"
Perkataan itu selalu di ulang-ulang dalam khotbahnya, sehingga Budi yang mendengar khotbahnya ingin menguji perkataan Jono.
Selesai khotbah Budi langsung menampar pipi kiri Jono dan Jono memberi pipi kanannya juga untuk ditampar.
... Dua hari kemudian Jono meninju muka Budi. Sembari menahan sakit, Budi protes kepada Jono: "Kok kamu membalasnya?"
Dengan santai Jono menjawab: "Apa yang kamu tabur, itulah yang kamu tuai... dan bisa berlipat ganda"
Selesai berkhotbah, Pdt. Surya, seorang pendeta senior, ingin memberi tes kepada Robby, calon pendeta muda. Robby diberi tugas untuk mempersiapkan bahan yang akan dipakai khotbah pada hari Minggu berikutnya. Satu minggu berlalu. Robby belum juga mempersiapkan.
Robby: Pak, apakah orang boleh dihukum untuk sesuatu yang belum diperbuatnya?"
Surya: Tentu tidak. Orang hanya boleh dihukum untuk perbuatan yang telah dilakukannya.
Robby: Syukurlah kalau begitu. Saya belum membuat bahan khotbah untuk minggu ini....