Seorang ibu dan ayah dari keluarga atheis khawatir anak mereka tidak ingin belajar matematika di sekolah. Jadi, mereka memutuskan untuk mengirimnya ke sekolah Katolik.
Setelah hari pertama sekolah, anak mereka pulang sambil berlari ke rumah, langsung masuk ke kamarnya dan menutup pintu. Ibu dan ayahnya sedikit khawatir dengan hal itu sehingga mereka pergi ke kamarnya untuk melihat apakah dia baik-baik saja. Mereka menemukan dia duduk di mejanya, mengerjakan pekerjaan rumahnya. Anak itu terus melakukan hal itu sepanjang tahun. Pada akhir tahun, si anak membawa pulang rapor dan memberikannya kepada ayah dan ibunya. Kedua orang tuanya melihat bahwa nilai matematika si anak A+.
Ayah dan ibunya sangat senang, dan bertanya kepada si anak, "Apa yang membuatmu berubah pikiran tentang belajar matematika?"
Anak itu memandang ibu dan ayahnya dan berkata, "Yah, pada hari pertama aku masuk kelas, aku melihat 'Seorang Pria' dipaku pada tanda plus di dinding dekat meja guru, dan akhirnya aku memikirkan apa yang akan mereka lakukan jika aku sampai gagal."
[Sumber: http://efesus117.blogspot.com/p/humor.html]
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. (1 Yohanes 4:18)
- Log in to post comments